Kamis, 17 November 2011

Piggyback Motor Injeksi, Tipu ECU Perkaya Suplai Bahan Bakar


Era sepeda motor berteknologi injeksi sudah di depan mata. Bahkan saat ini beberapa motor yang dijual masal di tanah air sudah menanggalkan karburator dan menggunakan perangkat pengkabutan bahan bakar elektronik ini.

Yamaha misalnya, punya V-Ixion, sedang Honda hadir dengan Supra X 125 PGM-fi, PCX 125, CBR 250R dan CBR 150R. Kawasaki ada KLX 250S dan supermoto D-Tracker 250.

Perangkat injeksi bahan bakar ini menawarkan banyak keunggulan, seperti kemudahan dalam perawatan. Performanya juga diklaim lebih baik. Sistem elektronik yang bekerja berdasarkan berbagai variable sensor selalu menjaga agar campuran bahan bakar yang masuk ke ruang bakar terus ideal.

Bahkan pada perangkat injeksi tipe close loop seperti yang ada pada Honda CBR 250R, Kawasaki KLX 250S dan D-Tracker 250, secara otomatis semprotan bahan bakar dan udara selalu di sesuaikan dengan kondisi lingkungan.

"Air Fuel Ratio (AFR) atau perbandingan bahan bakar dan udaranya relatif lebih stabil ketimbang karburator," buka Budiman Terianto, Owner Spinx Motorsport.

Tapi, buat sebagian orang banyak yang mengeluhkan kalau injeksi bahan bakar tidak bisa dengan mudah di oprek. Misalnya setelah ganti knalpot jadi repot karena tidak bisa ganti spuyer untuk memperkaya campuran bahan bakar. Pada injeksi solusinya pakai piggyback!

Setting kembali ke laptop, pengaturan persentase penyemprotan bahan bakar dilakukan lewat software khusus dari masing-masing piggyback.
Di kamus bahasa Inggris, piggyback artinya "dukung-dukungan". Sesuai namanya, piggyback mendukung kerja electronic control unit (ECU). ECU berfungsi sebagai pusat kontrol mulai dari pengapian (dengan fungsi mirip CDI) sekaligus mengatur perangkat injeksi bahan bakar.

Lalu bagaimana cara kerjanya? Pastinya mirip mobil. Piggyback ini menipu ECU agar setelah mesin dioprek suplai bahan bakar tetap optimal. "AFR-nya tetap berada pada kondisi normal sekitar 13,5:1," jelas Brahmantio, manager Sportisi Motorsport (SM) yang menjadi distibutor Power Commander, Piggyback keluaran Dynojet.

Seperti mengganti spuyer, kebutuhan bahan bakar yang lebih besar bisa dipenuhi. Tapi jauh lebih baik ketimbang naik spuyer, karena kepresisian peningkatan jumlah bahan bakar yang disemprotkan lebih detail sesuai dengan putaran mesin.

Umumnya, piggyback untuk sepeda motor yang beredar di Indonesia bekerja dengan memanipulasi sinyal injektor. Sinyal dari ECU sebelum ke injektor dialihkan dulu ke piggyback dan diolah ulang.

Jumlah bensin yang disemprotkan, disesuaikan dengan hasil kalkulasi baru. Bisa ditambah atau dikurangi berdasarkan persentase mapping standar ECU. Kalau kekeringan di tambah agar mesin tidak mudah overheat, kalau kelebihan dikurangi agar pembakaran tetap sempurna!

Selain mengatur jumlah semprotan bahan bakar, beberapa merek piggyback juga ada yang bisa mengatur timing pengapian dan menggeser limiter. Fungsinya untuk memajukan atau memundurkan kapan busi memantikan apinya. "Salah satunya EZ ECU," jelas Budiman Terianto yang memasarkan piggyback dari Taiwan ini di Indonesia.

Dalam beberapa hari kedepan, tim motorplus-online.com bakal mengintip lebih dalam perangkat injeksi bahan bakar ini. Pantengin terus ya! (motorplus-online.com)

1 komentar: