Senin, 19 Desember 2011

Juara Umum MP7 Honda Racing Champinoship 2011, Honda BeAT



Honda BeAT yang dipacu M. Nurgianto ini meraih juara umum di kelas MP7 Honda Racing Champinoship 2011. Gelar didapat usai racer tim Kawahara JP Racing PCO ini sukses menaklukan sirkuit Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur (04/12).

Selain kehebatan Nurgianto dalam membaca racing line, engine juga punya pengaruh besar. Yuk dibedah seting yang diterapkan! Buat gapai kapasitas 130 cc, piston mengandalkan merek Kawahara Racing diameter 54,5 mm. Tapi, tak hanya piston saja, lho. Blok silinder juga ambil dari merek yang sama. Lha wong dijual satu set kok!

Kubah alias dome piston dipapas lagi 1 mm. Tujuannya buat kurangi rasio kompresi. Kalau enggak dipapas, kompresi main di 13,2 : 1. “Setelah dipapas, jadi 12,5 : 1,” ujar Mariasan Kocek, selaku tunner tim yang bermarkas di Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang ini.

Permainan juga diikuti ubahan di head silinder. Untuk atur buka-tutup klep, durasi kem Kawahara tipe K-2 untuk BeAT dimainkan. Tapi, durasi diatur ulang agar sesuai kebutuhan.

"Durasi main di 268º. Pinggang kem dibuat jadi 25 mm,” bilang tunner yang karib disapa Marco yang artinya singkatan dari nama panjangnya itu. Biar lebih detail, Marco pun berani kasih rincian. Hitungannya setelah dial, klep in membuka 32º sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 56º setelah TMB (Titik Mati Bawah). So, 32º + 56º + 180º = 268º. Durasi dan buka-tutup yang sama, juga berlaku buat klep buang. Klep ex, membuka 56º sebelum TMB dan menutup 32º setelah TMA. 56º + 32º + 180º = 268º.

Lewat durasi ini, bisa ditebak kalau Lobe Separation Angle (LSA) bermain di 102º. Angka yang dihasilkan LSA ini, punya kecenderungan tawarkan power band lebih lebar di putaran atas.

Karakter ini juga cocok dengan sirkuit Kenjeran dan gaya balap Nurgianto yang menyukai teknik rolling speed. Maka itu, racer karib disapa Anto itu tinggal menjaga rpm agar tak turun drastis. Jadi, power terus mengalir.

Power, bermain di putaran tinggi. Artinya, kebutuhan di ruang bakar pun musti tercukupi. Maka itu, lift klep dibuat tinggi. Buat klep in, dikasih 9,2 mm. Sedang klep buang, 9 mm. Lift klep ini didapat berkat penggantian klep.

Klep pakai punya Honda Sonic. Diameter batang sih sama dengan BeAT. Tapi, punya Sonic batangnya bisa dibuat lebih panjang. Makanya bisa bikin lift klep tinggi,” beber tunner yang sejatinya juga pembalap MotoPrix ini. Buat klep isap, diameter tetap dibuat jadi 25,5 mm. Sedang klep buang, juga sesuai standar yang main di 21 mm.

Buat temani kinerja klep agar konstan bermain, pilihan per klep jadi penentu. Karena putaran engine skubek tak seperti bebek yang kerap sentuh 14.000 rpm, Marco hanya mengandalkan pegas klep milik Yamaha Mio. Per klep ini pun didobel lagi pakai per milik Honda Grand. “Kerenggan klep main di 0,015 mm,” tutup pria berdarah Betawi ini. Congrastz Bor!  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban : FDR 90/80-14
Kampas kopling : Kawahara
Sok belakang : RRGS
Knalpot : Kawahara
Main/pilot jet : 100/ 42

Bernuansa Hitam Dof, Yamaha Luncurkan Factor YBR 125 Black Edition



Belum lama ini, Yamaha di Brazil baru saja meluncurkan Factor YBR 125 Black Edition. Varian ini dijual terbatas dan memiliki ciri menarik pada pemilihan warnanya.

Sesuai namanya "black edition" sudah pasti dilabur warna hitam. Uniknya, pada beberapa bagian seperti tutup samping tanki, sepatbor depan dan cover aki dikelir warna hitam dof.

Tapi beberapa bagian tetap berwarna hitam mengkilap. Makin gagah bagian bibir peleknya dilengkapi lis warna merah, kontras dengan warna dasarnya yang gelap.

Warna hitam yang tidak mengkilap ini masih belum populer di Indonesia, tapi di Brazil mungkin konsumen sudah bisa menerima. Apalagi sebelumnya Yamaha juga telah memasarkan Supersports YZF-R1 berwarna hitam dof.


Sedang untuk mesinnya, tidak ada yang berubah. Tetap mengusung satu silinder 125 cc, karburator Mikuni BS 25-nya sudah dilengkapi throttle position sensor (TPS) agar pengapiannya lebih presisi sesuai bukaan gas.

Yamaha mengklaim tenaganya mencapai 10,2 dk pada 7.800 rpm, sedang torsinya mencapai 1,13 kgf.ma di 6.000 rpm. Oiya, satu yang baru adalah ban Metzeler ME Street. Ban dengan ukuran 2,75-18 di depan dan 90/90-18 di belakang juga diyakini membuat tampilannya lebih menarik.

Tertarik bikin warna yang serupa? (motorplus-online.com)

Yamaha R1 2012 Replika Giacomo Agostini Siap Dilelang



Siapa tak kenal Giacomo Agostini, sang juara dunia ini begitu lekat dengan pabrikan MV Agusta dan menjadi legenda Yamaha. Meski telah pensiun dan balap, kehadirannya di paddock Yamaha terus memberikan semangat bagi tim pabrikan Jepang ini.

Dan saat ini, Giacomo Agostini baru saja menandatangani sebuah Yamaha R1 versi 2012 dengan livery yang sama seperti pacuan balapnya di tahun 1975. Motif klasik ini lengkap dengan nomor 1, mengenang prestasinya meraih juara dunia.

Nantinya motor ini akan dilelang oleh badan lelang BVA-Automotive di Belanda pada awal Januari mendatang. Hasil lelangnya akan disumbangkan ke Yayasan Papageno, sebuah lembaga untuk membantu anak-anak autis.

Yamaha R1 tahun 2012 ini merupakan pengembangan terakhir Yamaha pada superbike-nya. Memiliki empat silinder segaris dan dilengkapi dengan Traction Control System dengan 6 pilihan sensitifitas. Tenaganya yang besar makin disempurnakan dengan knalpot Akrapovic tipe Titanium Slip-on.    

Tertarik Untuk Nge-bid? (motorplus-online.com) 

Suzuki GW250 Dijual Rp 40 Jutaan, Launching Tengah Tahun 2012



Suzuki GW250 hampir pasti dipasarkan di Indonesia tahun 2012 mendatang, bahkan Suzuki Motor Corporation (SMC) lewat press realese yang diterima redaksi dengan gamblang menyebutkan kalau GW250 dari China akan di jual di Eropa, Indonesia dan Amerika Selatan.

Di China dan Eropa sudah duluan mengaspal, bahkan di Inggris hadir dengan nama Suzuki Inazuma 250. Lalu kapan motor sport turing ini akan resmi dijual di Indonesia?

"Kalau tidak ada halangan tengah tahun 2012, kemungkinan pas Pekan Raya Jakarta (PRJ)," bisik narasumber dari PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), ATPM Suzuki di Indonesia.

Sedang harganya tetap akan masuk segmen premium di angka Rp 40 jutaan. "Harganya tidak akan jauh dari Ninja 250R dan CBR 250R," bebernya lagi.

Menurutnya, motor ini punya diferensiasi bila dibandingkan dengan dua motor sport 250 cc yang sudah lebih dulu beredar. GW250 bukan sport fairing, jadi lebih cocok untuk perjalanan dalam kota.

"Selain itu mesinnya juga dua silinder bukan seperti CBR 250R yang hanya satu silinder," ungkapnya yakin motor ini bakal ramai diserbu pecinta turing.

Motor ini mengusung mesin dua silinder. Tiap kepala silinder punya konstruksi single overhead camshaft (SOHC) dan 2 klep. Meski teknologinya sederhana, tapi sudah mengadopsi injeksi bahan bakar dan berpendingin air. Suzuki mengklaim tenaganya mencapai 18 kW di 8.500 rpm.

Wheelbase-nya yang panjang hingga 1.430 mm menjelaskan kalau motor ini lebih mengutamakan stabilitas ketika berkendara jauh. Suspensi depan teleskopik dan monoshock di belakang diharapkan mampu membuat perjalanan lebih mengasyikan. (motorplus-online.com)

Senin, 12 Desember 2011

Tool-Kit Wajib di Musim Hujan



Memasuki musim hujan seperti sekarang, biasanya banyak genangan air akan menutupi jalan di beberapa wilayah kota maupun desa di Tanah Air. Bukan hanya itu, kadang waktu dan tempat juga sulit ditebak. Bisa pagi, siang, sore atau malam. Sehingga pengendara jadi lebih siap ketika  disambut guyuran air dari langit.

Walau motor belum pernah diajak main banjir apalagi kerendam air, pengendara diharapkan mewaspadai kondisi itu. Terutama bila sewaktu-waktu motor kesayangan diajak melibas lokasi banjir saat berpergian dan mesin mati mandadak.

Sebelum menuai masalah, ada baiknya menyiapkan peralatan umum macam tool-kit untuk menghadapi wabah banjir. Seperti kunci busi, ampelas, obeng plus-minus, tang dan kunci ring-pas yang biasa dipakai. Tidak lupa juga tentunya  mempersiapkan selalu kain lap kering untuk mamaksimalkan pekerjaan.

Selain itu tadi, peralatan lain yang tidak kalah penting dan perlu disiapkan  adalah jas hujan, kantung plastik, lem sealent, isolasi, kawat dan cable tie.

Semua itu bisa dikemas dalam satu kantung kecil. Lalu taruh di bawah jok atau dalam tas. Nggak terlalu repot juga kan. (motorplus-online.com)

15 Desember Skubek Baru Suzuki Nex Meluncur



Akhirnya, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) bakal secara resmi meluncurkan skubek barunya. Dari undangan yang diterima redaksi, Suzuki Nex akan dilaunching pada hari Kamis,  tanggal 15 bulan Desember 2011.

Mengambil lokasi di sebuah hotel di kawasan Ancol, Suzuki juga akan menggelar sesi test ride di sekitar lokasi peluncuran. Jadi enggak sabar menanti jagoan baru Suzuki!

Terlebih Suzuki Nex ini baru saja menerima rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai "skubek paling irit di Indonesia". Saat diuji di sirkuit Sentul Bogor, Suzuki mengklaim 1 liter bahan bakar bisa digunakan untuk menempuh 79,6 kilometer.

Data yang sudah banyak beredar di dunia maya, menyebutkan Suzuki Nex ini mengusung mesin 1 silinder SOHC, 113cc dengan konfigurasi diameter piston 51,6 mm dan stroke 55,2 mm.

Mesin ini mampu memuntahkan tenaga hingga 9,38 PS pada 8800 rpm. Klaim tenaga ini juga diyakini lebih besar dari Honda BeAT yang hanya 8,22 PS, dan Yamaha Mio 8,35 PS. (motorplus-online.com) 

Cegah Tanki Penyok dan Lecet, Tank Sliders R&G Racing



Salah satu komponen yang kerap rusak ketika terjadi kecelakaan berkendara adalah tanki. Jangankan jatuh hingga terjungkal, motor roboh saat diparkir juga bisa menyebabkan tanki penyok.

Kini jangan takut, sebab R&G Racing merilis produk anyar mereka yaitu "tank sliders" alias pelindung tangki. Komponen ini ditempel di sudut terluar tangki agar menghindari tangki dari lecet dan penyok.

R&G Sales Director, Simon Hughes menyatakan; "Tank sliders di desain untuk melindungi tangki dari lecet, serta juga bisa menutupi lecet tersebut dengan gaya," bebernya.

Tank sliders berukuran kecil ini terbuat dari karbon Kevlar yang ringan tapi kuat. Serta didesain agar tak mengganggu turun naik pengguna motor. Bahkan dengan aksen karbonnya, membuat tampilan motor makin gagah.

Asiknya, pemasangan tank sliders ini menggunakan lapisan silikon. Selama silikon ini digunakan, tank slider yang lecet atau rusak dapat dicopot atau diganti tanpa merusak cat tangki.

Sayangnya R&G Racing baru menyediakan produk ini untuk beragam jenis moge. Beberapa varian superbike dan street fighter terkenal dunia seperti Aprilia RSV-4, Ducati 848/1098/1198, Kawasaki ZX-10, MV Agusta F4 750/1000R/F4RR Corsa Corta, Suzuki GSX-R1000 K9, Triumph Daytona 675/Street Triple/Street Triple R, Yamaha R6 dan Yamaha R1 bisa menikmati variasi unik ini.

Produsen lokal ada yang berminat membuat variasi serupa? (motorplus-online.com) 

Wow, Inden Ducati Monster 795 di Indonesia Sampai April



Meski baru dirilis resmi di Jakarta pada Sabtu lalu (10/12), namun varian terbaru Ducati Monster 795 langsung mendapat sambutan yang cukup baik di kalangan pecinta moge Tanah Air. Hal ini terbukti dari antrian panjang pesanan yang hingga saat ini sudah mencapai 106 unit per 9 Desember.

“Inden varian ini kami buka sejak bulan Juli, tepatnya di ajang IIMS 2011 dengan harga Rp 199 juta," ujar Agustus Sani Nugroho, Presiden Direktur Ducati Indonesia.

"Harga diskon itu merupakan  bentuk apresiasi kami terhadap pelanggan yang sabar dan percaya pada Ducati. Sebab saat itu kami tak menjelaskan spesifikasi detail. Bahkan pembeli baru mendapat unit pada Januari 2012 nanti,” lanjutnya,

Sedangkan bagi yang membeli motor bermesin L-Twin 803 cc saat ini (Desember) diharap lebih bersabar, karena baru akan mendapat unit pada bulan April 2012.

“Ya, bagi pembeli Monster 795 inden sekitar 4-5 bulan. Sebab kami baru mengantarkan unit pada penginden di IIMS pada bulan Januari, agar tahun pajak nya tidak tanggung. Sebab motor ini baru di produksi di akhir tahun,” tambah Nugroho.

Monster 795 dilepas Rp 225 juta on the road Jakarta. Sedangkan pembeli di Jabodetabek mendapat diskon sebesar Rp 10 juta hingga akhir Desember, menjadi Rp 215 juta.

“Selain pembayaran cash, kami juga menyediakan fasilitas kredit yang bekerja sama dengan Bank Mandiri dan Bank CIMB Niaga,” pungkas pria berkacamata tersebut. (motorplus-online.com) 

R6 Street Fighter, Yamaha Scorpio 2005



Modifikasi, tak selalu harus sama dengan motor yang dijadikan panutan. Hal ini coba diterobos Daeng Maming dalam mewujudkan Yamaha Scorpio menjadi seperti Yamaha R6. Fairing yang seharusnya ada di supersport itu, kini tak diaplikasi di ‘Kalajengking’.

“Karena motor ini juga terkadang dipakai buat turing juga sih. Jadi, cari praktisnya aja jika terjadi sesuatu di engine. Bongkar-pasang lebih cepat tanpa fairing. Selain itu, lebih simpel buat handling,” bilang pria yang punya workhshop BMX Custom yang singkatan dari Bengkel Modif X-Treme Custom ini.


Toh, seluruh bagian bodi yang dipakai terbuat dari fiberglass. Termasuk juga tangki. Bukan tangki standar yang dibungkus fiber alias model kondom. Sebab menurut Daeng, tangki kondom akan menyebabkan keropos. Terutama, di sambungan pelat dan fiber.

Yang menarik lagi, pria berdarah Makassar dan Jawa ini menerapkan anti potong rangka dalam modifikasinya. Itu terlihat dari sub frame. Rangka Scorpio yang bulat, hanya dipress agar menjadi lancip untuk dudukan bodi belakang R6 yang runcing.

“Setelah dipress, rangka belakang itu ditekuk sedikit ke atas. Jadi, tak ada yang dipotong kan,” tutup pria yang workshopnya di Jl. I Gusti Ngurah Rai, No. 99A, Cipinang Muara, Jakarta Timur. Mantap Bro! (motorplus-online.com) 
 
DATA MODIFIKASI
Ban depan    : Battlax BT92 120/60-17
Ban belakang : Battlax BT92 150/60-17
Upside down: Suzuki GSX 1000
Lengan ayun : Suzuki GSX 1000
BMX Custom  : 0815-8499-0915
 

Sudah Buka Inden Ducati Panigale Meluncur Juni 2012 di Indonesia



Kabar gembira bagi penggila kecepatan berkocek tebal. Pasalnya, Ducati Indonesia siap memasarkan superbike anyar mereka, 1199 Paniale di Indonesia tahun depan.

Seperti dinyatakan oleh Agustus Sani Nugroho, Presiden Direktur Ducati Indonesia, Panigale akan masuk ke Indonesia paling cepat pada bulan Juni. "Sebab superbike ini baru masuk tahap produksi massal pada bulan Maret 2012,” ungkapnya.

Nugroho menambahkan saat ini Panigale sudah bisa dipesan. “Sudah ada 6 pemesan,” ujarnya sembari menyatakan Ducati Indonesia melepas Panigale dalam empat varian.

Asiknya semuanya sudah diberi banderol harga, yakni tipe Basic dengan Rp 385 juta, Panigale ABS Rp 399 juta, lalu Panigale 1199S Rp 450 juta dan versi termahal Panigale 1199S tricolore Rp 500 juta.

Panigale adalah superbike anyar Ducati yang baru mendebut di ajang EICMA Milan bulan lalu. Menurut Ducati, Panigale merupakan lompatan teknologi bagi dunia sepeda motor. Superbike ini juga memiliki evolusi besar dibanding pendahulunya, 1098.

Diantaranya tampilan bodi yang makin agresif dan aerodinamis. Serta ditunjang sasis yang menyatu dengan mesin (frameless chasis design) yang dipakai pada jagoan MotoGP mereka, GP11.

Sementara mesin Panigale memakai generasi terbaru berjuluk "Superquadro". Mesin yang juga berfungsi sebagai pemegang lengan ayun ini memiliki kapasitas 1199 cc dengan muntahan tenaga 195 dk di 10.750 rpm dan torsi 13,5kgm pada 9.000 rpm.

Tak heran jika pabrikan asal Bologna itu menjulukinya sebagai mesin twin silinder produksi massal terkuat yang pernah ada. (motorplus-online.com) 

Rabu, 07 Desember 2011

Kaki Sedikit Mundur, Peninggi Footstep Honda CBR 250R



Material billet P6
Posisi kaki seperti pembalap, bisa ditiru pengguna Honda CBR 250R tanpa perlu ganti footsteep racing. Tinggal pakai peninggi pijakan kaki bikinan Chemonk Modified. Dibanderol Rp 300 ribu dari material billet P6. 

Harga segitu sudah termasuk baut-baut untuk pemasangan. Enaknya, lagi peninggi footsteep ini tetap bisa menggunakan pijakan kaki asli CBR250. Berbeda kalau pakai footsteep racing, yang pasti membuang pijakan kaki aslinya.  

“Sudah jajal buat turing jauh. Posisi telapak kaki jadi sedikit mundur, tapi bisa lebih rapat ke bodi motor. Jadinya, motor bisa lebih gampang dikendalikan,”  ujar Andri ‘Chemonk’ Irwan, pemilik CM yang bermarkas di Jl. H. Ashirot, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Yang mau tahu lebih banyak silakan telepon ke markas CM di nomor (021)5349508. Sip.  (motorplus-online.com)

Dipakai Juara Nasional Indoprix, Yamalube Luncurkan Racing Oil


Start mulai awal bulan Desember 2011 ini, Yamalube secara resmi memasarkan Yamalube Racing Oil. Meski baru dijual untuk umum, tapi sejatinya oli ini sudah dipakai para pembalap Indoprix (IP).

Semua tim Yamalube, bahkan juara nasional IP juga pakai oli ini. "Selama ini balapan selalu pakai Yamalube," buka Denny Triyugo, juara nasional IP kelas 110 cc.

Pembalap yang membela tim Yamaha Yamalube FDR KYT Star Motor ini juga mengaku performa motornya selalu dalam kondisi prima setiap balap. "Enggak pernah ada masalah," akunya.

Oli full synthetic ini memiliki spesifikasi 5W-30. Memang tergolong encer, sesuai dengan kebutuhan mesin balap. Harga jualnya hanya dilepas Rp 125 ribuan.

Untuk pembelian bisa diperoleh di jaringan resmi Yamaha di seluruh Indonesia. Kalau bingung atau sulit mendapatkannya, silahkan menghubungi Yamaha call center di (021) 2457 5555 dan (021) 461 8000. (motorplus-online.com)  

Fokus dan Gaya, Head Lamp Proyektor Yamaha Byson


Dari lahir Yamaha Byson sudah keren, apalagi didukung oleh variasi yang kian membanjiri pasar lokal. Salah satunya adalah kehadiran headlamp proyektor yang satu ini.

"Selain penampilannya lebih keren, sorot lampunya juga lebih fokus ketimbang HID," buka Aji Pratama dari Zico Motorsport, penyedia variasi asal Thailand yang bengkelnya mangkal di Jl Ketapang Utara no 142, Jakarta Barat.

"Harganya Rp 1,85 juta lengkap dengan cover head lamp original," lanjut Aji sambil menjelaskan kalau lampunya ini juga punya beberapa pilihan warna sebagai kosmetik-nya. Ada merah, kuning, biru, hijau dan putih.

Dan asiknya jangan khawatir soal pemasangan karena sudah plug and play. Tinggal colok ke soket kabel bawaan motor. Untuk bohlamnya pun, sudah disiapkan spare partnya kalau sewaktu-waktu putus. Cuma Rp 200 ribuan aja kok!

Tertarik? silahkan kontak Zico di 0878 8276 8877 (motorplus-online.com)

Dilacak Mekanik Korek Harian, Karbu Standar Pilihan



Karbu Shogun 125SP lebih tebal. Enak direamer(kiri). Venturi bisa direamer besar(kanan)
Karburator venturi besar, jadi primadona penikmat adu kebut. Apalagi kalau kapasitas silinder dan durasi kem sudah didongkrak. Ganti atau atau modifikasi karbu jadi solusi paling tepat.

Namun sampai saat ini masih didominasi karbu racing berkelas. Harganya pun cukup mahal, lantaran di dalamnya didukung fitur-fitur canggih. Sehinga agak merepotkan pemilik motor berdana minim.

Namun bukan berarti karburator yang dipakai di motor standar enggak bisa diaplikasi. Walau enggak semua, tapi ada beberapa yang bisa dan banyak dipakai para tunner.

“Untuk motor bebek korek harian, karburator paling diburu punya Suzuki Shogun 125SP. Mereknya Mikuni VM18SH dengan kode 20G. Atau punya New Smash 110 kode 09H. Sama-sama Mikuni VM18SH. Selain itu ada juga Karburator Karisma, meskipun tidak semua menyukainya,” ujar Alif Bowo Sarwono, pemilik bengkel bubut Adhi Jaya Tech di Jl. Tole Iskandar Raya, Depok.

Lanjut Alif, kelebihan karburator Shogun 125SP atau New Smash 110, karena memiliki venturi lebih besar juga tebal dagingnya. Itupun jika dibandingkan dengan kepunyaan motor lain, tetap lebih menguntungkan. Misalnya dengan karbu Yamaha Jupiter-Z yang pakai Mikuni VM17SH, diameter venturinya lebih kecil 1 mm.

Makanya kalau mau direamer, kata Alif, karbu Shogun 125SP bisa sampai 22 mm ke atas dan ke samping 19 mm dari 15 mm. Bahkan kalau mau bore up piston skepnya, tanpa ganti bodi (alias bodi asli) bisa sampai diameter 20 mm dari aslinya. Cuma piston skep mesti bikin baru karena tidak ada gantinya.


Karbu Karisma masih terlalu mahal untuk jadi pilihan
“Tak hanya itu, karbu Shogun 125SP juga mudah didapat dibanding produk lainnya. Sehingga harganya relatif terjangkau buat semua kalangan. Apalagi jumlah lubang pada nozel di atas spuyer main-jet lebih banyak. Sehingga debit bahan bakar makin deras,” timpal Hari Novrian, mekanik Hari Motor di Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Selain kedua karbu tadi, komponen pengkabut gas bakar yang asli Suzuki Axelo 125 juga bisa jadi pilihan. Kata Roby Krisbiyanto, mekanik Bontot Jaya Motor, karbu yang rumah cuknya sebelahan dengan lubang piston skep itu bisa direamer hingga ukuruan 25 mm dari 18 mm (asli). Pasalnya lubang dan piston skep Axelo 125 lebih panjang dari lainnya.

“Cuma biar bisa sampai ukuran segitu (25 mm), rumah cuk mesti dicustom. Sehingga kerja cuk piston yang berada di sebelah piston skep tidak bisa lagi difungsikan,” timpal mekanik yang buka bengkel di Jl. Amal No. 37, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Karisma Dan TVS
Pemilik motor Honda tak perlu kecil hati. Karburator pilihan buat kohar bisa pakai pengkabut punya Honda Karisma. Memiliki diameter venturi asli 19 mm dan konstruksi yang bagus. Bisa direamer sampai ukuran 24 mm, lho.

“Lebih bagus dan bisa direamer tinggi karena semua lubang aliran ada di bawah. Cuma sayang, harga karbu masih mahal juga sulit didapat,” lanjut Alif. Dan selain karbu Karisma, dia juga pernah mereamer karbu motor bebek merek TVS meskipun enggak tahu tipenya. Tapi, ubahan yang dilakukan sama persis dengan Honda Karisma. (motorplus-online.com)

Sabtu, 03 Desember 2011

Helm Replika Mata Valentino Rossi Diasarkan AGV



Helm milik seorang masterpiece balap, Valentino Rossi kembali dibuat replikanya. Kali ini helm yang hanya sekali dipakai Rossi di MotoGP Mugello.

AGV telah merancang edisi terbatas ini dari basic GP-Tech yang memang model paling terkenal yang dipakai Rossi serta paling banyak dikoleksi.

Material cangkangnya terbuat dari teknologi SSL layering. Terdiri dari lapisan fiberglas, kevlar dan carbon. Visor baru yang bisa berganti dalam hitungan detik dengan fitur X-tra Quick Release System.

Desainnya dirancang langsung oleh Aldo Drudi. Lewat helm ini, Drudi menciptakan desain yang mampu menyampaikan pesan kepada para penggemarnya.

Motif mata yang sangat besar ini punya arti sebuah ancaman dari Rossi. "Watch out, karena cepat atau lambat akan ada sebuah perubahan," begitu kira-kira maknanya.

Aldo Drudi mengkombinasikan mata biru yang indah milik Rossi dengan warna bendera Italia. Untuk harga jualnya sendiri dilepas 499 Poundsterling atau setara Rp 7 jutaan. Sedang ukurannya tersedia dari XXS sampai XXXL. (motorplus-online.com)

Jumat, 02 Desember 2011

Mahal Tapi Lebih Irit, Perawatan Cat Pakai Wax



Beragam produk ditawarkan, pilih lebih cermat
Memasuki musim hujan, pacuan pasti sering kali berada dalam kondisi kotor. Akibatnya, motor kerap kali dicuci. Tapi, terkadang mencuci hingga merawat itu juga bisa menjadi hal yang mengasyikan. Karena, kebersihan motor jadi cerminan pengguna juga kan!

Ketika merawat, jangan sampai salah kaprah. Artinya, ada beberapa perlakuan hingga produk perawatan yang bisa dijadikan acuan. “Perawatan harian tentu berbeda dengan proses yang harus dilakukan usai pengecatan,” ujar Tomi Gunawan dari Tomi Airbrush di Jl. Kebon Raya No. 103, Jakarta Barat.

Maksud Tomi, ketika selesai proses pengecatan, biasanya ada ritual pengamplasan halus juga kompon sebelum dipoles. Tujuannya, buat hilangkan permukaan kasar. Tapi, teknik ini tidak perlu di perawatan harian.

Sebab, sifat kompon akan mengikis cat atau lapisan. Saran Tomi, selesai dicuci cukup gunakan wax alias bahan perawatan cat. Seiring majunya teknologi, wax juga terdapat dua tipe.

Ya, ada wax dan quick wax. “Kalau wax, lebih kental. Jadi, butuh waktu lebih lama ketimbang quick wax yang sifatnya lebih cair. Tinggal sesuaikan kebutuhannya saja sih,” kata Tomi lagi.

Tinggal poles, tak perlu kompon buat rawat harian
Meski wax butuh waktu lebih lama, dari sisi hasil cenderung punya daya kilap lebih lama. Lain jika ingin hasil instan, tak ada salahnya pilih quick wax yang cukup disemprot lalu di lap.

Yang terpenting, dari wax yang sobat pilih nantinya usahakan terdapat kandungan bahan protect UV. Jadi, wax atau quick wax itu mampu melindungi cat dari sengatan sinar ultra violet.

Dari segi wet look atau daya kilap, produk yang banyak beredar di pasaran juga sudah menawarkan hal itu. Tapi lagi-lagi, daya tahan yang dihasilkan bisa berbeda. Saran Tomi, baiknya sobat sekalian beli yang harga produknya sedikit lebih mahal.

"Meski mahal, tapi pemakaiannya bisa lebih irit dan kilap lebih lama. Karena untuk capai hasil yang diinginkan, tak banyak bahan juga proses poles,” tutup airbrusher kawakan itu.  (motorplus-online.com)

Di TMS 2011, Yamaha Bongkar YZR-M1 Tunggangan Lorenzo



Di booth Yamaha di Tokyo Motor Show 2011, pacuan balap MotoGP, YZR-M1 jadi pusat perhatian. Motor yang dipakai juara dunia 2010, Jorge Lorenzo ini sengaja dipamerkan.

Tapi yang menarik adalah, bukan hanya motor dalam bentuk utuh yang dipajang. Yamaha juga membuat display khusus YZR-M1 dalam kondisi terurai.

Terbagi dalam empat komponen besar, yang pertama cover bodi dari carbon fiber. Berikutnya ada rangka aluminium twin tube delta box lengkap dengan swing arm alumunium dan air box.

Potongan berikutnya adalah mesin crossplane crankshaft inline four-cylinder. Mesin ini mampu menyemburkan tenaga hingga lebih dari 200 dk. Dipadu dengan gearbox enam percepatan, top speednya diklaim bisa mencapai 320 km/jam.

Terakhir adalah suspensi depan lengkap dengan roda, setang dan panel indikator. Sokbraker tipe up side down dari Ohlins ini memiliki settingan pre-load, compression dan rebound damping.

Pelek depan-belakang pakai magnesium berdiameter 16,5 inci dan dipersenjatai dengan perangkat pengereman dari Brembo. Remnya ini istimewa, disk brake-nya terbuat dari carbon dan dikawal dua buah kaliper empat piston di depan.

Dan terakhir adalah knalpot berkonfigurasi 4-2-1 dari Akrapovic. Selain empat komponen besar yang terurai tadi, Yamaha juga memajang cranckase dan komponen kepala silinder mesin YZR-M1 dalam sebuah etalase.

Mantab! (motorplus-online.com)

Penyabet Hadiah Mobil, Yamaha Mio



Ini dia Yamaha Mio geberan M. Ramzi yang jawara kelas matic tune up s/d 200 cc. Tepatnya pada seri Day Battle Pertamina Enduro-Pertamax-Corsa-Dragbike garapan Trendypromo Mandira. Finalnya minggu lalu di Kemayoran.

Yamaha Mio ini juga pernah ditulis MOTOR Plus ketika juara 1 di seri 1 Tasikmalaya pada 27 Pebruari lalu. Tapi, menurut Tomo yang bos Tomo Speed Shop itu, kini sudah berubah. Bahkan sudah menggunakan spek baru yang juga diambil dari Thailand.

Untuk seher, menggunakan ukuran 63,5 mm. Sepintas, seher ini dari ukuran dan bentuknya daimbil dari Honda CBR 150R asli. Terlihat dari 4 coakan untuk alur klep di kepala seher.

Namun diatur ulang dibuatkan coakan baru. Karena di Mio hanya 2 klep. Juga pinggir kepala seher dibuat miring. Supaya tidak mentok kepala silinder.

Pinggir seher sengaja dibuat rata dengan blok. Supaya menghasilkan power yang maksimal. “Namun supaya tidak mentok head, diganjal paking dari pelat tembaga setebal 0,5 mm,” jelas Tomo yang bermarkasi di Bendungan Jago Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat itu.

Kondisi seperti ini memang halal dipakai di drag bike. Kalau dipakai road race atau harian, bakal tidak tahan. Atau bisa bahaya karena paking bisa ambles dan tabrakan antara seher dan head.

Selain sudah bore up, MOTOR Plus juga melakukan pengukuran stroke atau langkah seher. Kini stroke terakhir sudah 63 mm. Bukan didapat dari penggunaan pen stroke. Tapi, posisi big end digeser keluar.

Kini artinya stroke sudah naik 5,1 mm dari standarnya. Namun blok silinder tidak dilengkapi paking tebal. Masih menggunakan gasket standarnya. Jadi, kalau dilihat dari luar tampak seperti mesin yang masih standaran.

Bisa tanpa paking tebal karena penggunaan seher CBR 150R yang pendek itu. Teknik ini sudah banyak dipakai mekanik liaran untuk main di kelas standaran.

Nah, dari sana bisa disimpulkan. Seher aplikasi 63,5 mm. Sedangkan stroke akhir sudah 63 mm. Jadinya kapasitas silinder bisa ketahuan. Yaitu mencapai 199, 4 cc. Itu kalau stroke 63 mm pas. Tapi, kalau stroke 63,5 mm jadinya 200,99 cc. Wah?
Lubang Porting Oval

Selain melakukan pengukuran jeroan dapur pacu, MOTOR Plus juga melakukan pengukuran lubang porting. Hasil korekan mekanik Thailand itu teranyata bentuknya tidak bulat. Makanya diameternya tidak bisa dikur.

Tapi, bisa diakali mengukurnya. Yaitu diukur dua kali. Lubang isap dari bagian terlebar dulu. Yaitu mencapai 28 mm. Sementara bagian yang sempitnya hanya 24 mm.

Begitupun untuk lubang buang. Pengukuran dilakukan dua kalin juga. Bagian yang terlebar 25 mm. Sementara yang sempitnya hanya 23 mm.

Angka-angka ukuran lubang porting itu didapat dari penggunaan klep yang sudah lebar. Klep isap digunakan yang berukuran 31 mm. Sementara klep buangnya 26 mm.

Kalau kita analisa, perbandingan klep isap dan buang bukan seperti klep EE. Tapi, sengaja bikin klep sendiri hasil dari modifikasi klep lebar.

Bentuk ruang bakar juga dibikin dome. Namun kompresinya sayang, Tomo tidak melakukan pengukuran.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Rumah puli : Fino
Roller : LHK 10 gram
Kampas CVT : Hi Speed
Rasio : 15/41
Per CVT     : Standar

Kamis, 01 Desember 2011

Banyak Pilihan Arm Yamaha Scorpio!




 Bisa juga pakai pro arm Honda NSR SP
Yamaha Scorpio termasuk mudah dimodifikasi. Terutama penggantian lengan ayunnya. Sebab memilik rangka model double down tube konvensional yang gampang untuk pemasangan arm variasinya.

“Rangka Scorpio menggunakan lengan ayun tipe A dan bukan tipe H. Dudukan poros arm bukan dijepit macam di Honda Tiger. Tapi, justru menjepit arm,” buka Lusep Sugiharto from Motolab di Jl. KH Mas Mansyur, No. 8, Ps. Bengkok, Tangerang.

Rangka model ini pun memiliki keunggulan ketika pasang arm dari motor gede atau moge. Saat pemasangan limbah, bagian yang dipangkas atau ditambah bushing armnya. Jadinya kekuatan rangka standar dan arm pengganti tetap terjamin.

Sedangkan lengan ayun tipe H macam di Tiger, kadang dudukan poros arm di rangka mesti dipapas atau diganjal bushing. Sehingga bila salah setingan bikin kekuatan dan kestabilannya berkurang.

Alhasil, lengan ayun pengganti untuk Scorpio punya banyak pilihan selain variasi yang mudah didapat. Apalagi lengan ayun limbah motor gede, rata-rata menggunakan model lengan ayun tipe A macam Scorpio.

Contoh Yamaha Scorpio biru milik Daen Maming warga Cipinang Muara, Jakarta Timur, di halaman 7. Menggunakan lengan ayun tipe A limbah moge Suzuki GSX-R1000. Juga ada pilihan lain milik Suzuki GSX-R600 atau Honda CBR600 yang berdimensi lebih kecil.

Selain menggunakan lengan ayun tipe A dari limbah moge, pemilik Scorpio juga bisa pasang pro arm yang digunakan Honda NSR SP. Seperti dilakukan Ridwan Kurniawan, pemilik Scorpio yang ikut di ajang Cuzztomatic 4 di Bandung.

“Cuma berhubung sok asli Honda NSR SP lebih tinggi, peredam kejut asli Scorpio yang lebih pendek tetap dipakai. Selain itu, ubahan hanya dilakukan pada dudukan poros lengan NSR SP untuk menyesuaikan posisinya. Sehingga antara roda dengan rangka dan gir depan-belakang tetap lurus,” imbuh Ridwan yang tinggal di Jl. Saturnus Utara, Bandung.

Kalau terlalu mahal punya moge, bisa menggunakan lengan ayun produk variasi. Seperti merek Pro Performance yang banyak dijual di toko variasi. Harganya pun tak lebih dari Rp 800 ribu untuk menebusnya.

Atau ada juga arm yang diluncurkan Kumis yang dipasarkan Inti Jaya Motor. Bentuknya seperti punya supermoto. Tinggal plek.  (motorplus-online.com)

Di Tokyo Motor Show Juara Dunia Kawasaki KR250 Dipamerkan



Hadir tanpa motor konsep di Tokyo Motor Show (TMS) 2011, Kawasaki tetap percaya diri dengan line up produk-produknya. Baik model baru maupun pacuan balapnya.

Nah, paling mencolok adalah kehadiran motor balap klasiknya yang legendaris. Tampilannya klasik dengan fairing serba membulat.

Yaitu Kawasaki KR250, motor sport single seater ini pernah jadi juara dunia world grand prix selama empat kali di era tahun 1970 sampai 1980.

Mesinnya masih dua langkah dan mengusung mesin tandem bersilinder kembar. Yang ini tahun tua, wakil dari masa kini juga ada.

Kawasaki juga membawa serta ZX-10R pacuan World Superbike (WSBK). Motor dengan nomor start 17 ini adalah tunggangan Joan Lascorz, pembalap asal Spanyol.

Hingga saat ini, Joan Lascorz menduduki peringkat ke 10 klasemen akhir WSBK musim 2011 dengan 161 poin.

Motor yang secara spesifikasi sudah full kompetisi ini juga dipakai oleh Chris Vermeulen dan Tom Sykes dari tim pabrikan Kawasaki. (motorplus-online.com)

Curi Perhatian di Tokyo Motor Show 2011, Yamaha XTW250 Ryoku



Akhirnya Yamaha XTW250 Ryoku benar-benar muncul di Tokyo Motor Show 2011. Motor penjelajah yang disebut-sebut sebagai Sport Utility Vehicle (SUV) ini memiliki ketangguhan dan mampu melaksanakan tugas berat.

Dari bentuknya juga sudah terlihat. Roda offroad berukuran gambot, tanki ramping, posisi duduk dan mesin yang rendah membuat motor ini mudah dikendarai di segala medan khususnya tanah.

Sebagai penunjang utilitasnya, rak barang diletakan di bagian samping belakang. Sekop hingga bawaan lainnya seperti tenda dan tas bisa diletakan di sini.

Rak tadi juga bisa berfungsi sebagai roll bar yang melindungi motor dari benturan saat terjatuh. Oiya, Yamaha juga melengkapi motor ini dengan windshield yang bisa dilipat.


Selain dua head lamp berukuran sedang, ada juga lampu kabut LED. Posisinya ada disamping dan bisa dilepas, dijadikan senter.

Kinerja motor ini didukung mesin 4 tak SOHC satu silinder 2-katup. Memiliki kapasitas ruang bakar 249 cc, teknologinya sudah injeksi dan memiliki gearbox dengan 5 percepatan.

Rasanya motor ini memang cocok untuk pecinta sepeda motor yang juga hobi beraktifitas di alam terbuka. Mungkinkan diproduksi masal? (motorplus-online.com) 

Gaya dan Lebih Eye Catching, Tren Helm Drag Bike


 Beberapa tahun lalu, balap di trek lempeng secara visual kurang eye cacthing. Tampil dengan perlengkapan standar, bahkan tidak jarang peserta cuma pakai jaket dan celana jins! Nggak banget.

Bisa dimaklumi ajang drag bike yang berkembang saat ini kebanyakan didominasi oleh pembalap privateer. “Rata-rata mereka awalnya merupakan para pembalap dari ajang balap liar,” kata Andre Sunarko, dragbiker senior yang langganan hadir di balap trek lurus itu.

Makanya, tidak heran gaya dan penampilan mereka masih terbawa saat main di ajang ilegal. Namun tidak begitu yang nongol di grand final drag bike yang diselenggarakan di Jl. Benyamin Sueb, Jakarta Pusat (27/11). Semua tampil beda.

Sebagian dari tim balap karapan motor ini telah mendesain racing suit juga helm mereka. Corak dan warna helm disertai tulisan nama si pembalap. Tampilan si pembalap pun jadi lebih menarik.

Ada alasan lain kenapa perlu adanya identitas di helm atau di baju balap. “Balap di drag bike itu hanya sekilas. Berbeda dengan road race atau motocross yang terus berputar sampai lap selesai. Karena itu, identitas apapun itu, nama tim, nama pembalap atau sponsor mesti terlihat jelas,” tambah Deny Kusmayadi, penasehat tim Anker Sport Harriot’s Feat Key Speed dari Bandung, Jawa Barat.

Berikut ini beberapa gaya helm pembalap drag bike yang punya ciri tersendiri. Seperti nama pembalap, nama tim atau sponsor, juga idiom dari pemilik tim atau pembalap itu sendiri. Mari perhatikan satu per satu ciri penampilan mereka yang tentunya bisa dijadikan tren.

Kartun sonic dan nama pembalap
Agar Lebih Di Kenal
Pada tim Tomo Speed Shop Drag Bike Team3 pembalap mereka, Imam Ceper, Saipul Cibef dan M. Ramzi pakai helm yang disertai nama mereka di belakang. Utomo, selaku pemilik tim selain pasang nama pembalapnya juga menggambar kartun Sonic juga nama speed shop mereka. “Itu semua bisa langsung dikenali penonton. Terlebih drag bike ini cuma sebentar. Melesat sekali dan nggak kembali. Beda dengan balap lain,” bilang Utomo

Sesuai shio
Model Kartun
Shio pembalap jadi acuan tim TDC CMS dari Jl. Bendungan Jago, Kemayoran, Jakarta Pusat. Helm semua pembalapnya ditambahkan motif kartun sesuai shio pemiliknya. Helm milik Daniel yang ikut di kelas 125cc, 155cc dan FFA digambar kartun Tazmania. “Karena shio saya anjing,” jelas Daniel sambil bilang kalau helm Acong digambar Bugs Bunny Karena shionya kelinci.

Top-Speed
Idiom Kecepatan
Karakter kecepatan mewarnai tampilan helm pembalap Race Motor JFK Team. Bagian belakang helm, di sisi paling bawah juga dituliskan nama pembalap mereka, seperti M. Hambali. Tentunya juga ada tulisan toko dan bengkel sebagai pendukung tim. Fendi pemilik tim bilang kalau gambar spidometer dengan angka sampai 300 km/jam ini sebagai filosofi motor kilikannya.“Memang top-speed seperti ini yang kami harapkan,” ulasnya.

Jadi sarana promo
Dukungan Sponsor
Tanpa sokongan dana dari sponsor, balap jadi berat dilakukan. Karenanya, demi kelancaran tim asuhan H. Rio Teguh dan Yudi Sanjaya, mendesain tampilan helm bernuansa kuning sponsor, utamanya Anker. Semua perlengkapan balap dilabur warna sponsor. Nuansa warna eye catching dan nama sponsor bisa jadi sarana promosi. “Ada kerja sama saling menguntungkan antara tim dan penyokong dana,” ungkap Yudi Sanjaya (motorplus-online.com)

Simpanan Bos Kawasaki Ninja 250R



Modif Kawasaki Ninja 250R yang diinginkan Jafet Elvivan mengacu pada motor sport yang menyerupai moge. Katanya cocok dengan bodi dan mesin Ninja 250R yang awalnya memang sudah gambot.

Dalam modifikasi, tidak mau merusak bodi dan sasis aslinya. “Beli satu set bodi kit yang desainnya memang tinggal klop  dipasang. Dudukannya sudah cocok dengan sasis Ninja 250R,“ ungkap ayah satu anak yang mengerjakan sendiri modif motor kesayangan ini.

Pilihan bodi kit jatuh pada racikan Adi Siwe, juragan Lent Automodified from Probolinggo, Jawa Timur. Menurutnya, konsep yang diusung cocok dan sesuai dengan keinginannya. Ditambah desain yang inovatif serta hasil  rapi jali.

Dalam pemasangan, terlihat sangat hati-hati. “Agar hasilnya bisa pas dan klop, tak ada bodi yang terlihat renggang,” jelas pria beken disapa Apey ini.

Guna menunjang tampilan luar, turut pula pasang variasi pendukung. Sektor footstep diaplikasi dari produk Bikers yang dianggap pas dengan teknologi modern. Saluran pelepas gas buang juga makin terlihat gahar sesuai dengan suaranya dari produk Nojima Fasarm.

Untuk unsur karbon diwakili pada deltabox. Diorder langsung dari Tony yang katanya bos Carbon Tech, Jakarta itu. Tony dan kakaknya sudah terkenal sebagai pelapis motif karbon di bodi kit.

Namun setelah pasang bodi kit dan variasi penunjang, dirasa kaki-kaki kelihatan ceking. Cara paling mudah pasang sokbreker yang besar. Cocoknya aplikasi upside down.

Bahkan supaya terlihat harmonis, kaki belakang juga dibesarkan. Akhirnya seperangkat upside down berikut swing arm dari limbah moge GSX-R600 dipasang. Ini diperoleh dari Ariawan Wijaya, juragan toko variasi BMS, Jakarta. Lantas dipasang berikut dobel cakram guna menambah kesan padat di kaki-kaki.

 Namun sayang, hasil maksimal hanya jadi simpanan! Dibiarkan ngejogrog di garasi rumah. Apey sibuk mengelola RM Alam Sari di Cimayor, Sumedang, Jawa Barat. Wah, boleh mampir dong. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Setang : Tomaseli
Spidometer : Koso RX2N
Voltmeter : Auto Gauge
Cakram : Delkovic
Deltabox: Fiberglass dicarbon

Kawasaki Ninja 2 Tak Akan Tetap Produksi Sampai 2015

 


Pecinta sepeda motor 2-tak boleh bertepuk dada, pasalnya Kawasaki yang hingga saat ini masih menjual motor sport 2 tak akan tetap memproduksi dan menjual Ninja 150RR dan Ninja 150 hingga 2015.

"Euro 3 kan di tahun 2015, masih boleh produksi motor 2 tak sampai 2015," buka Freddyanto Basuki, Marketing & Advertising Department Head PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Kawasaki dua tipe Ninja 150 bermesin 2-tak ini begitu digemari karena performanya. Dalam kondisi standar, tenaganya mencapai 30 dk. Sebuah cita rasa yang tidak akan ditemui di mesin 4-tak.

Penjualannya juga masih sangat baik. Data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) di tahun 2011, sejak Januari hingga Oktober Ninja 150RR yang berfairing terjual hingga 19.774 unit, sedang Ninja 150R yang tampil naked laku 18.678 unit.

Lalu apa yang akan dilakukan Kawasaki menyambut standarisasi emisi Euro 3? Tentunya setelah Euro 3 di sahkan motor dengan mesin 2 tak akan sulit lolos standarisasi emisi.

"Bukan tidak bisa, tetap bisa dengan penambahan teknologi ramah lingkungan. Cuma biasanya tenaganya agak berkurang dan harganya jadi mahal," aku Freddyanto Basuki yang mengaku masih memikirkan langkah kedepan untuk motor-motor 2-tak adalannya. (motorplus-online.com) 

Thailand Bakal Dijadikan Sebagai Basis Produksi Moge Honda



Saat ini Honda Motor Co, tidak pernah memproduksi motor berkapasitas mesin besar di luar Jepang. Tapi kini, moge Honda bakal diproduksi di Thailand.

Seperti dilaporkan Yomiuri, sebuah kantor berita dari Jepang, disebutkan bahwa pabrikan dengan lambang sayap mengepak ini bakal membuka pabrik baru di pinggiran kota Bangkok, Thailand khusus merakit moge.

Langkah ini diambil setelah menurunnya profit Honda karena nilai mata uang Yen yang terus mengalami apresiasi positif. Honda pun harus menurunkan biaya produksi, salah satu caranya adalah dengan memproduksi beberapa model di luar Jepang.

Artinya, jika sebelumnya moge Honda hanya diproduksi dari di Jepang dan diekspor ke banyak negara di dunia termasuk di Eropa, tapi kini akan dibuat di Thailand sebagai basic produksi untuk pasar global.

Sebelumnya Honda telah memilih Thailand sebagai negara perakit Honda CBR 250R, CBR 150R dan PCX 125 untuk dijual di seluruh dunia. Bahkan dikabarkan Honda telah menyiapkan sepeda motor bermesin 400 cc hingga 500 cc baru yang akan diproduksi di Thailand pertengahan tahun depan.

Nah, keuntungan sebenarnya bisa diperoleh Honda di Indonesia. Kini Honda bisa mendatangkan moge dari Thailand dan menjualnya harga yang lebih terjangkau. Pasalnya antara Indonesia dan Thailand terikat ASEAN Free Trade Area (AFTA), dimana bea masuk bisa ditekan hingga 0 persen.

Fasilitas AFTA juga sebenarnya dimanfaatkan oleh Kawasaki yang memasarkan moge ER-6n dengan harga hanya Rp 99 juta saja. (motorplus-online.com) 

Versi 2012 Suzuki Pertahankan Tradisi di Bandit 650SA



Suzuki Bandit 650SA akan tetap menjadi andalan Suzuki di Eropa. Bahkan versi 2012 sudah siap mengaspal, dan akan diperkenalkan pada bulan Januari mendatang.

Suzuki Bandit adalah salah satu varian legendaris yang hingga saat ini masih diminati banyak penggemar roda dua di Eropa. Suzuki Bandit pertama kali diluncurkan pada tahun 1989 dalam versi 400 cc. Varian ini booming hingga terjual 43i ribu unit di seluruh dunia.

Pada tahun 1995 Suzuki Bandit 600 cc berpendingin udara dan oil cooler di luncurkan di Eropa. Tahun 2005 kemudian merapat ke mesin 650cc baru. Sejak 2009 Suzuki memperkenalkan model baru dengan desain seperti yang bisa kita lihat saat ini.

Uniknya, versi 650 cc ini malah sudah tidak dijual di Jepang. Suzuki Jepang mempersenjatai Bandit dengan mesin 1.250 cc. Moge yang satu ini memang booming karena kesederhanaan dan kemudahannya untuk dikendalikan.

Lanjut ke versi 2012, secara bentuk varian ini tidak memiliki banyak perbedaan dari versi sebelumnya. Masih naked klasik yang sangat sederhana. Fairing setengah telanjangnya yang khas tetap dipertahankan. Meski beberapa bagian seperti buntutnya memang terlihat lebih lancip.


Joknya juga dikamuflase agar terkesan berundak. Pilihan warnanya pun enggak banyak paling hanya hitam atau putih mutiara seeprti yang dijual di Italia.

Untuk sumber tenaganya, mesin 656cc 4-silinder inline DOHC-nya tetap dipertahankan. Mesin yang dilengkapi dengan teknologi Suzuki Dual Throttle Valve (SDTV) ini mampu menyemburkan tenaga hgingga 85 hp di 10.500 rpm dan memiliki torsi 61,5 Nm.

Di Italia motor ini dilepas 6.990 Euro atau setara Rp 86 jutaan. (motorplus-online.com)