Jumat, 02 Desember 2011

Mahal Tapi Lebih Irit, Perawatan Cat Pakai Wax



Beragam produk ditawarkan, pilih lebih cermat
Memasuki musim hujan, pacuan pasti sering kali berada dalam kondisi kotor. Akibatnya, motor kerap kali dicuci. Tapi, terkadang mencuci hingga merawat itu juga bisa menjadi hal yang mengasyikan. Karena, kebersihan motor jadi cerminan pengguna juga kan!

Ketika merawat, jangan sampai salah kaprah. Artinya, ada beberapa perlakuan hingga produk perawatan yang bisa dijadikan acuan. “Perawatan harian tentu berbeda dengan proses yang harus dilakukan usai pengecatan,” ujar Tomi Gunawan dari Tomi Airbrush di Jl. Kebon Raya No. 103, Jakarta Barat.

Maksud Tomi, ketika selesai proses pengecatan, biasanya ada ritual pengamplasan halus juga kompon sebelum dipoles. Tujuannya, buat hilangkan permukaan kasar. Tapi, teknik ini tidak perlu di perawatan harian.

Sebab, sifat kompon akan mengikis cat atau lapisan. Saran Tomi, selesai dicuci cukup gunakan wax alias bahan perawatan cat. Seiring majunya teknologi, wax juga terdapat dua tipe.

Ya, ada wax dan quick wax. “Kalau wax, lebih kental. Jadi, butuh waktu lebih lama ketimbang quick wax yang sifatnya lebih cair. Tinggal sesuaikan kebutuhannya saja sih,” kata Tomi lagi.

Tinggal poles, tak perlu kompon buat rawat harian
Meski wax butuh waktu lebih lama, dari sisi hasil cenderung punya daya kilap lebih lama. Lain jika ingin hasil instan, tak ada salahnya pilih quick wax yang cukup disemprot lalu di lap.

Yang terpenting, dari wax yang sobat pilih nantinya usahakan terdapat kandungan bahan protect UV. Jadi, wax atau quick wax itu mampu melindungi cat dari sengatan sinar ultra violet.

Dari segi wet look atau daya kilap, produk yang banyak beredar di pasaran juga sudah menawarkan hal itu. Tapi lagi-lagi, daya tahan yang dihasilkan bisa berbeda. Saran Tomi, baiknya sobat sekalian beli yang harga produknya sedikit lebih mahal.

"Meski mahal, tapi pemakaiannya bisa lebih irit dan kilap lebih lama. Karena untuk capai hasil yang diinginkan, tak banyak bahan juga proses poles,” tutup airbrusher kawakan itu.  (motorplus-online.com)

Di TMS 2011, Yamaha Bongkar YZR-M1 Tunggangan Lorenzo



Di booth Yamaha di Tokyo Motor Show 2011, pacuan balap MotoGP, YZR-M1 jadi pusat perhatian. Motor yang dipakai juara dunia 2010, Jorge Lorenzo ini sengaja dipamerkan.

Tapi yang menarik adalah, bukan hanya motor dalam bentuk utuh yang dipajang. Yamaha juga membuat display khusus YZR-M1 dalam kondisi terurai.

Terbagi dalam empat komponen besar, yang pertama cover bodi dari carbon fiber. Berikutnya ada rangka aluminium twin tube delta box lengkap dengan swing arm alumunium dan air box.

Potongan berikutnya adalah mesin crossplane crankshaft inline four-cylinder. Mesin ini mampu menyemburkan tenaga hingga lebih dari 200 dk. Dipadu dengan gearbox enam percepatan, top speednya diklaim bisa mencapai 320 km/jam.

Terakhir adalah suspensi depan lengkap dengan roda, setang dan panel indikator. Sokbraker tipe up side down dari Ohlins ini memiliki settingan pre-load, compression dan rebound damping.

Pelek depan-belakang pakai magnesium berdiameter 16,5 inci dan dipersenjatai dengan perangkat pengereman dari Brembo. Remnya ini istimewa, disk brake-nya terbuat dari carbon dan dikawal dua buah kaliper empat piston di depan.

Dan terakhir adalah knalpot berkonfigurasi 4-2-1 dari Akrapovic. Selain empat komponen besar yang terurai tadi, Yamaha juga memajang cranckase dan komponen kepala silinder mesin YZR-M1 dalam sebuah etalase.

Mantab! (motorplus-online.com)

Penyabet Hadiah Mobil, Yamaha Mio



Ini dia Yamaha Mio geberan M. Ramzi yang jawara kelas matic tune up s/d 200 cc. Tepatnya pada seri Day Battle Pertamina Enduro-Pertamax-Corsa-Dragbike garapan Trendypromo Mandira. Finalnya minggu lalu di Kemayoran.

Yamaha Mio ini juga pernah ditulis MOTOR Plus ketika juara 1 di seri 1 Tasikmalaya pada 27 Pebruari lalu. Tapi, menurut Tomo yang bos Tomo Speed Shop itu, kini sudah berubah. Bahkan sudah menggunakan spek baru yang juga diambil dari Thailand.

Untuk seher, menggunakan ukuran 63,5 mm. Sepintas, seher ini dari ukuran dan bentuknya daimbil dari Honda CBR 150R asli. Terlihat dari 4 coakan untuk alur klep di kepala seher.

Namun diatur ulang dibuatkan coakan baru. Karena di Mio hanya 2 klep. Juga pinggir kepala seher dibuat miring. Supaya tidak mentok kepala silinder.

Pinggir seher sengaja dibuat rata dengan blok. Supaya menghasilkan power yang maksimal. “Namun supaya tidak mentok head, diganjal paking dari pelat tembaga setebal 0,5 mm,” jelas Tomo yang bermarkasi di Bendungan Jago Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat itu.

Kondisi seperti ini memang halal dipakai di drag bike. Kalau dipakai road race atau harian, bakal tidak tahan. Atau bisa bahaya karena paking bisa ambles dan tabrakan antara seher dan head.

Selain sudah bore up, MOTOR Plus juga melakukan pengukuran stroke atau langkah seher. Kini stroke terakhir sudah 63 mm. Bukan didapat dari penggunaan pen stroke. Tapi, posisi big end digeser keluar.

Kini artinya stroke sudah naik 5,1 mm dari standarnya. Namun blok silinder tidak dilengkapi paking tebal. Masih menggunakan gasket standarnya. Jadi, kalau dilihat dari luar tampak seperti mesin yang masih standaran.

Bisa tanpa paking tebal karena penggunaan seher CBR 150R yang pendek itu. Teknik ini sudah banyak dipakai mekanik liaran untuk main di kelas standaran.

Nah, dari sana bisa disimpulkan. Seher aplikasi 63,5 mm. Sedangkan stroke akhir sudah 63 mm. Jadinya kapasitas silinder bisa ketahuan. Yaitu mencapai 199, 4 cc. Itu kalau stroke 63 mm pas. Tapi, kalau stroke 63,5 mm jadinya 200,99 cc. Wah?
Lubang Porting Oval

Selain melakukan pengukuran jeroan dapur pacu, MOTOR Plus juga melakukan pengukuran lubang porting. Hasil korekan mekanik Thailand itu teranyata bentuknya tidak bulat. Makanya diameternya tidak bisa dikur.

Tapi, bisa diakali mengukurnya. Yaitu diukur dua kali. Lubang isap dari bagian terlebar dulu. Yaitu mencapai 28 mm. Sementara bagian yang sempitnya hanya 24 mm.

Begitupun untuk lubang buang. Pengukuran dilakukan dua kalin juga. Bagian yang terlebar 25 mm. Sementara yang sempitnya hanya 23 mm.

Angka-angka ukuran lubang porting itu didapat dari penggunaan klep yang sudah lebar. Klep isap digunakan yang berukuran 31 mm. Sementara klep buangnya 26 mm.

Kalau kita analisa, perbandingan klep isap dan buang bukan seperti klep EE. Tapi, sengaja bikin klep sendiri hasil dari modifikasi klep lebar.

Bentuk ruang bakar juga dibikin dome. Namun kompresinya sayang, Tomo tidak melakukan pengukuran.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Rumah puli : Fino
Roller : LHK 10 gram
Kampas CVT : Hi Speed
Rasio : 15/41
Per CVT     : Standar