Sabtu, 11 Februari 2012

Layak Jadi Moge Harian, Test Ride Kawasaki ER-6n



Pihak Kawasaki begitu yakin moge 650cc, ER-6n cocok untuk kondisi jalanan di Indonesia. Sempit, macet dan rusak! Masa sih??? Dari pada penasaran langsung coba saja. Jalan raya dengan model berkendara sehari-hari jadi sasarannya.

Fitur dan Teknologi
Sebenarnya secara fitur, moge ini terbilang minimalis. Paling mencolok mata adalah penampilan instrumen cluster yang ukurannya tidak terlalu besar. Meski kecil tapi mudah dibaca.

Di bawah sinar matahari sekalipun, indikator digitalnya bisa dilihat jelas. Kalau malam nampak meriah dengan backlighting biru pada panel LCD dan putih kekuningan di panel takometernya.

Indikator digital pada motor ini memuat banyak informasi. Bukan cuma speedometer, tapi ada juga odometer, dua pilihan trip meter serta jam digital. Menariknya ada fitur mirip mobil, yaitu info konsumsi bahan bakar rata-rata yang digunakan dan jarak yang masih bisa ditempuh dengan bahan bakar yang ada di tanki.

Fitur lain yang memudahkan adalah, tuas kopling dan rem depan yang bisa diatur sendiri jarak mainnya. Tinggal putar lalu sesuaikan dengan panjang jari tangan.

Uniknya, kunci setang punya dua pilihan. Normal dan dalam posisi "P". Bila posisi ada di "P", maka lampu utama tetap menyala meski mesin mati dan terkunci setang. Bisa dipakai ketika parkir di pinggir jalan dan tidak terlalu lama, motor tetap terlihat oleh pengendara lainnya.

Handling
Duduk di atas joknya bikin kaget. Tinggi jok yang cuma 805 mm membuat nyaman pengendara Asia yang umumnya tidak terlalu jangkung. Pengendara dengan tinggi badan 165 cm saja enggak perlu terlalu jinjit. Apalagi yang lebih tinggi, makin nyaman saja.

Joknya lebar tapi empuk, berlaku buat jok pengendara maupun boncenger. Efeknya jelas, makin betah saat jalan jauh. Khusus jok pengendara desainnya juga dibuat tipis di bagian samping, membuat kaki tidak terlalu ngangkang.

Posisi setang yang tinggi khas motor turing dan tidak terlalu lebar punya dua keuntungan. Pertama, posisi duduk jadi lebih santai. Kedua, jadi percaya diri ketika berkendara di kemacetan. Rasanya tidak lebih lebar dari Ninja 250R, bikin percaya diri selap-selip.

Whellbase-nya juga tidak terlalu panjang. Hanya 1.410 mm, beda tipis dengan Kawasaki Ninja 250R yang 1.390 mm. Buat yang sudah lincah pakai Ninja 250R, pasti tidak akan kaget bawa motor ini.

Mungkin karena didesain sebagai moge harian dan disesuaikan dengan jalanan Indonesia yang ala kadarnya, suspensi ER-6n sengaja dibuat nyaman. Sokbraker belakangnya terasa empuk, tapi kalau mau mendapatkan karakter lebih sporty, masih bisa disetting lebih keras. Sedang yang depan tidak bisa diubah karakternya.

Sayangnya bobot motor ini lumayan berat. Saat parkir di tempat sempit dan harus menggeser bodi belakangnya, sungguh terasa menyiksa. Maklum bobotnya mencapai 204 kilogram.

Performa
Mesin dua silinder 8 klep yang memiliki kapasitas ruang bakar 649 cc ini punya torsi badak, 64 Nm di 7.000 rpm. Dengan spesifikasi tersebut bisa dipastikan tidak perlu bejek gas terlalu dalam untuk menikmati akselerasinya.

Bahkan dalam keseharian di jalanan Jakarta lebih sering bermain di putaran mesin rendah dan lebih banyak main kopling. Untungnya, tuas koplingnya ringan, enggak cepat pegal.

Tapi giliran disentak, roda depan dengan mudah terangkat. Hati-hati jangan sampai genggaman tangan lepas dari setang. Untuk mencapai kecepatan 100 km/jam dengan motor yang memiliki tenaga 70,7 Dk di 8.000 rpm ini bisa dilakukan dengan sangat cepat.

Oiya, jangan kaget bila merasa suara mesinnya sedikit kasar. Rasanya wajar mengingat spesifikasinya hanya dua silinder. Masing-masing silinder memiliki kapasitas ruang bakar hampir 325 cc. Begitu juga dengan panas mesinnya, jangan kaget ketika paha jadi terasa hangat saat melintasi jalanan macet.

Konsumsi Bahan Bakar
Dicoba di dalam kota Jakarta dengan variasi macet dan jalanan lengang, motor ini masih bisa mencapai 17,4 kilometer dengan 1 liter bahan bakar beroktan 92. Boros? tapi dibayar dengan torsi mantab dan kemudahan berkendara di atas moge. (motorplus-online.com) 

Bisa Untuk Scoopy dan Spacy, Pilihan Knalpot Racing Honda BeAT!


Penjualan matik Honda yang semakin pesat ternyata juga membuat produk variasinya mulai banyak. Salah satunya adalah knalpot racing untuk Honda BeAT yang tersedia dalam berbagai merk dan tipe. Asiknya, knalpot ini juga bisa dipasang ke Scoopy dan Spacy yang punya mesin tidak jauh beda.

Hanya saja untuk Honda Spacy kendalanya posisi knalpot jadi lebih rendah ketimbang stopper engine sehingga harus sedikit berhati hati ketika melintasi handicap seperti polisi tidur. Yuk langsung tengok beberapa model yang ada di pasaran.

WRX
Brand knalpot lokal yang satu ini punya harga yang paling terjangkau! Padahal silencernya juga sudah terbuat dari stainless steel dengan muffler tip bergradasi kebiru biruan. Knalpot dengan pipa dari bahan galvanis ini punya dua versi yakni Racing yang dijual dengan harga Rp 300 ribu dan Kompetisi dengan banderol 350 ribu.

Kedua tipe ini memiliki perbedaan baik bentuk fisik maupun fungsi. Tipe Racing memiliki silencer panjang dengan suara yang tidak terlalu keras (low decibel). Sedangkan tipe Kompetisi menggunakan silencer yang lebih pendek sehingga bisa menghasilkan power yang lebih besar.

CLD
Dijual oleh Dodo Racing di Ciledug, merek ini terkenal dengan imagenya sebagai knalpot motor balap. CLD memiliki tiga varian yang semuanya terbuat dari bahan stainless steel. Tipe pertama yaitu CLD Racing yang diperuntukkan untuk skutik standar yang dijual dengan harga Rp 660 ribu.

Tipe kedua yaitu CLD Road Race juga dijual dengan harga yang sama yakni Rp 660 ribu. Walau bentuknya sekilas mirip dengan CLD Racing, CLD road race punya pipa yang lebih besar dengan silencer sedikit lebih pendek. Nah, CLD tipe Road Race ini cocok untuk pengguna Beat yang sudah mengalami modifikasi mesin seperti bore up.

Model terakhir adalah CLD Carbon yang memang menggunakan serat karbon asli di bagian silencernya. Penggunaan material eksotis ini memberikan tampilan yang lebih menarik serta bobot yang lebih ringan. Namun karena material serat karbon memang terkenal mahal, wajar jika CLD Carbon dibanderol dua kali lipat dibanding dua tipe sebelumnya yakni Rp 1,4 jutaan.

R9
Merek lokal berikutnya adalah brand Racing Generation alias R9. Knalpot dengan ciri khas silecer "half blue" ini hanya tersedia satu tipe yakni New Mugello yang dijual Rp 700 ribu. Terbuat dari stainless steel mengkilap dengan gradasi kebiruan. R9 New Mugello memang pas untuk pengguna BeAT yang mengutamakan performa sekaligus fashion.

Kawahara
Brand yang satu ini sudah cukup terkenal karena produk racing part khusus matik-nya yang berjibun. Mulai dari per CVT, roller hingga blok bore up!

Untuk knalpot sendiri Kawahara menawarkan K1 untuk harian, K2 untuk performance dan K3 yang dikhususkan hanya untuk balap. Namun yang paling populer adalah K2 yang memiliki performa paling bagus untuk motor harian khususnya yang sudah bore up. Tipe ini dijual dengan harga Rp 700 ribu ribu di R59 Matic Shop, Ciputat. (motorplus-online.com)

Lebih Merata, Pasang Kopling 6 Per di Yamaha V-Ixion!



Agar tarikan Yamaha V-Ixion lebih sip, bisa upgrade rumah koplingnya. Pasang milik Yamaha New Jupiter MZ versi racing. Dilengkapi 6 per yang membuat tekanan lebih merata dibanding aslinya yang hanya 4 per.

Seperti yang sudah dilakukan Afandi dari Afandi Motor Sport (Afmos) di  Jl. Ciledug Raya No. 58B, Petukangan, Jakarta Selatan. Yuk, tiru cara pasangnya.


Proses awal, bongkar rumah kopling standar. Prosesnya sudah pasti bisa dikerjakan mekanik. Selanjutnya tinggal pasang satu set rumah kopling baru. Pasangkan dulu ringnya.

Pasang mangkok atau rumah kopling. Untuk mengunci mangkok ketika murnya dikencangkan, gunakan bantuan treker khusus. Kencangkan mur pengunci rumah kopling pakai kunci sok 19.

Setelah mangkok terpasang, rangkaikan pelat kopling ke dalam mangkok satu per satu. Enggak perlu pakai alat. Cukup pakai tangan. Tinggal ngepasin dengan bentuknya, hingga semua terpasang benar.

Setelah kampas kopling terpasang semua, lanjut memasang 6 per kopling pengganti. Satu per satu per kopling dipasang.  Lalu kencangkan tiap per dengan kunci T 10. Ingat sebelum dikencangkan, gunakan ring agar per tidak mudah goyang dan nempel sempurna.


Nah, kalau semua sudah terpasang, tarikan bisa lebih enak, karena tekanan lebih mereta. Buat biker yang perlu bantuan, Afandi siap melayani. "Kalau kurang jelas, silakan ke Afmos," ujar pria yang bisa dihubungi di 08788-008-1119. Siap bos... (motorplus-online.com)

Untuk Yamaha Mio Pelek Chemco Palang Y



Modifikasi yang umum dilakukan biker adalah mengganti pelek. Selain murah, juga sangat membantu tampilan kaki-kaki. Namun di pasaran banyak pilihan pelek aftermarket. Tapi, untuk merek Chemco, banyak yang tahu soal kekuatannya.

Chemco yang aslinya membuat suku cadang rem Nissin ini mengeluarkan produk pelek palang terbarunya  buat Yamaha Mio series. Bentuk palangnya ‘Y’. Terlihat makin gaya dan kekar.

Biker yang lagi mengincar pelek ini, tersedia dua ukuran. Yaitu 2,15x14 dan 2,50x14 inci. Untuk warna, tersedia 2 macam pilihan.  Hitam solid dan putih.

"Pelek palang dengan bentuk ‘Y’ ini melengkapi jenis pelek keluaran Chemco sebelumnya. Banyak yang menunggu produk satu ini. Makanya berani stok lebih banyak," ujar Hery dari Piston Motor di Jl. Kapt. Tendean IA, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Satu setnya,  pelek gaya ini dilego Rp 750 ribu. Keterangan lebih jelasnya silakan telepon langsung ke Hery di nomor  0511-3262-043. (motorplus-online.com)