Senin, 19 Desember 2011

Juara Umum MP7 Honda Racing Champinoship 2011, Honda BeAT



Honda BeAT yang dipacu M. Nurgianto ini meraih juara umum di kelas MP7 Honda Racing Champinoship 2011. Gelar didapat usai racer tim Kawahara JP Racing PCO ini sukses menaklukan sirkuit Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur (04/12).

Selain kehebatan Nurgianto dalam membaca racing line, engine juga punya pengaruh besar. Yuk dibedah seting yang diterapkan! Buat gapai kapasitas 130 cc, piston mengandalkan merek Kawahara Racing diameter 54,5 mm. Tapi, tak hanya piston saja, lho. Blok silinder juga ambil dari merek yang sama. Lha wong dijual satu set kok!

Kubah alias dome piston dipapas lagi 1 mm. Tujuannya buat kurangi rasio kompresi. Kalau enggak dipapas, kompresi main di 13,2 : 1. “Setelah dipapas, jadi 12,5 : 1,” ujar Mariasan Kocek, selaku tunner tim yang bermarkas di Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang ini.

Permainan juga diikuti ubahan di head silinder. Untuk atur buka-tutup klep, durasi kem Kawahara tipe K-2 untuk BeAT dimainkan. Tapi, durasi diatur ulang agar sesuai kebutuhan.

"Durasi main di 268º. Pinggang kem dibuat jadi 25 mm,” bilang tunner yang karib disapa Marco yang artinya singkatan dari nama panjangnya itu. Biar lebih detail, Marco pun berani kasih rincian. Hitungannya setelah dial, klep in membuka 32º sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 56º setelah TMB (Titik Mati Bawah). So, 32º + 56º + 180º = 268º. Durasi dan buka-tutup yang sama, juga berlaku buat klep buang. Klep ex, membuka 56º sebelum TMB dan menutup 32º setelah TMA. 56º + 32º + 180º = 268º.

Lewat durasi ini, bisa ditebak kalau Lobe Separation Angle (LSA) bermain di 102º. Angka yang dihasilkan LSA ini, punya kecenderungan tawarkan power band lebih lebar di putaran atas.

Karakter ini juga cocok dengan sirkuit Kenjeran dan gaya balap Nurgianto yang menyukai teknik rolling speed. Maka itu, racer karib disapa Anto itu tinggal menjaga rpm agar tak turun drastis. Jadi, power terus mengalir.

Power, bermain di putaran tinggi. Artinya, kebutuhan di ruang bakar pun musti tercukupi. Maka itu, lift klep dibuat tinggi. Buat klep in, dikasih 9,2 mm. Sedang klep buang, 9 mm. Lift klep ini didapat berkat penggantian klep.

Klep pakai punya Honda Sonic. Diameter batang sih sama dengan BeAT. Tapi, punya Sonic batangnya bisa dibuat lebih panjang. Makanya bisa bikin lift klep tinggi,” beber tunner yang sejatinya juga pembalap MotoPrix ini. Buat klep isap, diameter tetap dibuat jadi 25,5 mm. Sedang klep buang, juga sesuai standar yang main di 21 mm.

Buat temani kinerja klep agar konstan bermain, pilihan per klep jadi penentu. Karena putaran engine skubek tak seperti bebek yang kerap sentuh 14.000 rpm, Marco hanya mengandalkan pegas klep milik Yamaha Mio. Per klep ini pun didobel lagi pakai per milik Honda Grand. “Kerenggan klep main di 0,015 mm,” tutup pria berdarah Betawi ini. Congrastz Bor!  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban : FDR 90/80-14
Kampas kopling : Kawahara
Sok belakang : RRGS
Knalpot : Kawahara
Main/pilot jet : 100/ 42

Bernuansa Hitam Dof, Yamaha Luncurkan Factor YBR 125 Black Edition



Belum lama ini, Yamaha di Brazil baru saja meluncurkan Factor YBR 125 Black Edition. Varian ini dijual terbatas dan memiliki ciri menarik pada pemilihan warnanya.

Sesuai namanya "black edition" sudah pasti dilabur warna hitam. Uniknya, pada beberapa bagian seperti tutup samping tanki, sepatbor depan dan cover aki dikelir warna hitam dof.

Tapi beberapa bagian tetap berwarna hitam mengkilap. Makin gagah bagian bibir peleknya dilengkapi lis warna merah, kontras dengan warna dasarnya yang gelap.

Warna hitam yang tidak mengkilap ini masih belum populer di Indonesia, tapi di Brazil mungkin konsumen sudah bisa menerima. Apalagi sebelumnya Yamaha juga telah memasarkan Supersports YZF-R1 berwarna hitam dof.


Sedang untuk mesinnya, tidak ada yang berubah. Tetap mengusung satu silinder 125 cc, karburator Mikuni BS 25-nya sudah dilengkapi throttle position sensor (TPS) agar pengapiannya lebih presisi sesuai bukaan gas.

Yamaha mengklaim tenaganya mencapai 10,2 dk pada 7.800 rpm, sedang torsinya mencapai 1,13 kgf.ma di 6.000 rpm. Oiya, satu yang baru adalah ban Metzeler ME Street. Ban dengan ukuran 2,75-18 di depan dan 90/90-18 di belakang juga diyakini membuat tampilannya lebih menarik.

Tertarik bikin warna yang serupa? (motorplus-online.com)

Yamaha R1 2012 Replika Giacomo Agostini Siap Dilelang



Siapa tak kenal Giacomo Agostini, sang juara dunia ini begitu lekat dengan pabrikan MV Agusta dan menjadi legenda Yamaha. Meski telah pensiun dan balap, kehadirannya di paddock Yamaha terus memberikan semangat bagi tim pabrikan Jepang ini.

Dan saat ini, Giacomo Agostini baru saja menandatangani sebuah Yamaha R1 versi 2012 dengan livery yang sama seperti pacuan balapnya di tahun 1975. Motif klasik ini lengkap dengan nomor 1, mengenang prestasinya meraih juara dunia.

Nantinya motor ini akan dilelang oleh badan lelang BVA-Automotive di Belanda pada awal Januari mendatang. Hasil lelangnya akan disumbangkan ke Yayasan Papageno, sebuah lembaga untuk membantu anak-anak autis.

Yamaha R1 tahun 2012 ini merupakan pengembangan terakhir Yamaha pada superbike-nya. Memiliki empat silinder segaris dan dilengkapi dengan Traction Control System dengan 6 pilihan sensitifitas. Tenaganya yang besar makin disempurnakan dengan knalpot Akrapovic tipe Titanium Slip-on.    

Tertarik Untuk Nge-bid? (motorplus-online.com) 

Suzuki GW250 Dijual Rp 40 Jutaan, Launching Tengah Tahun 2012



Suzuki GW250 hampir pasti dipasarkan di Indonesia tahun 2012 mendatang, bahkan Suzuki Motor Corporation (SMC) lewat press realese yang diterima redaksi dengan gamblang menyebutkan kalau GW250 dari China akan di jual di Eropa, Indonesia dan Amerika Selatan.

Di China dan Eropa sudah duluan mengaspal, bahkan di Inggris hadir dengan nama Suzuki Inazuma 250. Lalu kapan motor sport turing ini akan resmi dijual di Indonesia?

"Kalau tidak ada halangan tengah tahun 2012, kemungkinan pas Pekan Raya Jakarta (PRJ)," bisik narasumber dari PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), ATPM Suzuki di Indonesia.

Sedang harganya tetap akan masuk segmen premium di angka Rp 40 jutaan. "Harganya tidak akan jauh dari Ninja 250R dan CBR 250R," bebernya lagi.

Menurutnya, motor ini punya diferensiasi bila dibandingkan dengan dua motor sport 250 cc yang sudah lebih dulu beredar. GW250 bukan sport fairing, jadi lebih cocok untuk perjalanan dalam kota.

"Selain itu mesinnya juga dua silinder bukan seperti CBR 250R yang hanya satu silinder," ungkapnya yakin motor ini bakal ramai diserbu pecinta turing.

Motor ini mengusung mesin dua silinder. Tiap kepala silinder punya konstruksi single overhead camshaft (SOHC) dan 2 klep. Meski teknologinya sederhana, tapi sudah mengadopsi injeksi bahan bakar dan berpendingin air. Suzuki mengklaim tenaganya mencapai 18 kW di 8.500 rpm.

Wheelbase-nya yang panjang hingga 1.430 mm menjelaskan kalau motor ini lebih mengutamakan stabilitas ketika berkendara jauh. Suspensi depan teleskopik dan monoshock di belakang diharapkan mampu membuat perjalanan lebih mengasyikan. (motorplus-online.com)