Kamis, 24 November 2011

Tarikan Yamaha Byson Dibikin Enteng


 
 

 Jurusnya pasang karburator Keihin PE28
Bagi Gery Aloysius Yesayas pemilik Yamaha Byson 2011, punya postur bongsor dan gagah mengaku masih kurang pas dengan performa Byson. Kurang galak saat buka gas cepat. Apalagi di jalur stop and go saat jam kerja.

“Pemilik Byson rata-rata mengeluhkan itu saat akselerasi. Termasuk saya,” aku warga Pondok Surya, Karang Tengah, Ciledug-Tangerang. Maka disiasati Gery dengan mempercepat proses pengkabutan gas bakar dari tipe vakum, dengan adopsi karburtor konvensional yang mengandalkan pada tarikan kabel gas.

Jurusnya pasang karburator Keihin PE28 yang diterapkan nggak asal templok di motor. "Cuma mesti bikin adaptor baru dulu buat dudukan karet intake," Sarjono alias Mas Sar mekanik bengkel SMR yang kebagian mengeksekusi. Kata Sarjono bisa gunakan adaptor intake punya bebek yang posisinya bisa diputar dan punya banyak lubang baut. Atau bikin dari bahan cor-coran babet.

“Syaratnya, tebal adaptor minimal 20 mm. Agar saat bongkar pasang mudah juga mudah memposisikan arah karbu saat dipasang,” lanjut pebengkel di Joglo Raya, No. 190, Kembangan, Ciledug.

Untuk penyesuaian, di bagian luar blok silinder ada sedikit tonjolan seperti sisa daging blok. Itu hanya perlu sedikit digerinda pakai bor tuner biar adaptor bisa nempel dengan rata. Kemudian buat 4 lubang baut 8 mm. Dua baut untuk mengikat adaptor, dua lagi untuk mengikat karet intake.

Berikutnya silakan lengserkan kabel gas bawaan Byson dengan kabel gas skubek Mio atau Jupiter-Z. “Pakai kabel ini bikin kinerja buka tutup gas lebih ringan saat digunakan. Cuma harus potong kabel gas Mio beberapa cm menyesuaikan panjang kabel yang salah satu ujungnya nyangkut ke skep karbu,” tegasnya.

Beda Istilah Stroke Up dan Bore Up



Meningkatkan tenaga mesin, cara paling gampang adalah dengan cara memperbesar kapasitas silinder.  Ada dua cara pilihan, yaitu bore up atau stroke up.

Bore up yaitu menggunakan piston yang punya diameter lebih besar. Sehingga lubang atau bore di silinder diperbesar, agar piston bisa masuk. Karena bore yang diperbesar, makanya dikasih nama bore up. Kalau mengecilkan piston, namanya tentu jadi bore down. 

Sedangkan istilah stroke up yaitu memperbesar stroke atau langkah piston. Biasa ditempuh dengan cara memindahkan posisi pin kruk as ke posisi luar. 

Mau pilih mana kalau mengejar kapasitas sebesar-besarnya. Paling gampang pilih bore up  karena angkanya dibuat kuadrat. Jadinya menghasilkan volume silinder yang lebih besar. Itu dihitung menggunakan rumus volume silinder.

Namun kita tidak bisa mendongkrak volume dengan menggunakan diameter yang sebesar-besarnya. Biar imbang dan torsi rpm bawah bisa dikail, harus diimbangi stroke up.  (motorplus-online.com)

Bisa Pakai Punya Mio, Dinamo Stater Skywave Bore Up!



Suzuki Skywave yang sudah kena sentuhan bore up di atas 200 cc pastinya berat menggunakan dinamo starter standar.  Bisa karena tidak kuat menahan kompresi yang sudah gede.

Namun karena versi racingnya belum keluar atau beredar di pasaran,  untuk sementara bisa jajal pakai punya Yamaha Mio. Salah satunya adalah merek LHK.

Namun begitu dipasang, arahnya pasti terbalik. Ketika starter dihidupkan, arah putaran motor starter justru kebalikan dari arah mesin. Otomatis ngelos dan akan timbul suara ser ser ser.....

Untuk itu posisi kabel di karbon brush atau arang pada dinamo harus dibalik. Karena posisi pemasangan dinamo juga berbeda. Tujuannya tentu agar arah putaran dinamo sesuai di mesin.

Selain itu rumah karbon juga harus diganti menggunakan standar atau asli punya Skywave. “Karena yang asli LHK kerap terbakar dan hangus,” jelas Bang Jay dari Eka Jaya Motor.

Wah!  (motorplus-online.com)

Tidak Perlu Bore Up Untuk Dongkrak Performa Suzuki Shogun Axelo 125



 Peningkatan tenaga dipantau terus lewat dyno
Buat mendongkrak performa Suzuki Shogun Axelo 125 kesayangan, enggak perlu menaikan kapasitas mesin lho. Iya, maksudnya lewat langkah bore up gitu! Dengan kapasitas isi silinder yang masih sama, bisa kok mengejar kenaikan power hingga 3,8 dk.

Seperti dilakukan Robby Wahyudi di pacuan yang baru saja ditebusnya beberapa waktu lalu. “Sebelum Axelo ini, pakai Shogun 125. Cara ini sebelumnya juga sudah diterapkan di Shogun. Jadi tinggal copy paste aja,” ujar pria yang tinggal di Pamulang, Tangerang.

Proses pengerjaan, dilakukan Freddy A. Gautama. Dia orang pemilik workshop Ultraspeed di Jl. H Mencong, No. 42, Ciledug, Tangerang. Buat meningkatkan power, pria yang juga punya mesin dyno ini menyentuh beberapa part vital.

Pertama, dari sisi piston. Tujuannya biar dongkrak kompresi. Piston pun dipilih merek Izumi yang biasa diaplikasi tunner bakal mengisi jeroan bebek balap. “Diameternya tetap ukuran standar, 53,5 mm. Tinggi dome disesuaikan,” aku Freddy.

 Cukup knalpot Satria F-150
Maklum, karena kepala dan blok silinder di Axelo ini tidak mengalami pemapasan. Jadi, dome juga tidak boleh tinggi biar piston enggak beradu klep. “Dome piston dibikin jadi 2 mm,” timpal Choky, salah satu mekanik Ultraspeed yang bantu proses penggarapan.

Coakan di kepala piston juga disesuaikan dengan klep yang lift-nya ikut dinaikkan. Tentu biar enggak mentok. Kenaikan lift klep ini juga pengaruh dari pemapasan kem. “Untuk durasinya agak lupa. Tapi tiap bumbungan dipapas sekitar 1 mm aja kok,” urai Choky lagi.

Naiknya lift klep, butuh penyesuaian juga di bagian per klep. Biar sedikit lebih keras dan cegah floating di rpm tinggi, per standar digantikan fungsinya oleh per klep merek TK. Lewat ubahan ini, kini kompresi di engine sentuh 11 : 1.

Untuk dongkrak pengapian, CDI BRT ikut dipasang. Pakai tipe Dual Band, tapi aplikasi dari tipe Shogun 125. “Perubahan di soket aja. Axelo, soket CDI-nya mirip dengan Suzuki Smash,” pasti Freddy.

Setingan terakhir, terletak di pengabut bahan bakar. Hanya sebatas penggantian pilot-jet dan main-jet. Standarnya Axelo, pakai pilot 15 dan main-jet 95. Sekarang sudah pakai ukuran 17,5 dan 102,5.

Mau coba?

 Naik 3,8 dk! Asalnya 7,02 dk jadi 10,81 dk
Ogah Berisik
Meski tenaga pacuan melonjak, tapi Robby ogah tampil berlebih. Iya, tampil untuk pamer ubahan di mesin. Mungkin karena di punya karakter low profile ya.

Maka itu, urusan saluran buang dipakai punya standar. Tapi, standarnya milik Suzuki Satria F-150 yang punya volume tabung lebih besar. Untuk bagian leher, Robby aplikasi pipa tiga ukuran. Pertama, 24 mm. Lalu bagian tengah dipasang 26 mm. Dan 28 mm untuk pipa yang ke silencer.

“Harga silencer yang baru sekitar Rp 400 ribu. Sekennya Rp 200 ribuan,” kata pria yang mau turing bersama Axelo-nya ke Magelang, Jawa Tengah untuk naik gunung Merbabu ini.  (motorplus-online)

Harga Sokbreker Skubek dan Indikator Kerusakan



Secara umum, sokbreker belakang skubek memiliki usia pakai yang lebih singkat dibanding suspensi depan. Ini lantaran sebagian skubek mengaplikasi suspensi tunggal yang letaknya di sebelah kiri. Beda dengan monosok yang diterapkan pada kategori bebek atau sport yang letaknya center alias di tengah.

“Biasanya memang suspensi belakang yang lebih duluan diganti dibanding dengan depan. Waktunya tidak bisa ditentukan. Ada yang sudah berumur 3 tahun kondisi suspensi belakang masih bagus, tapi terkadang ada juga motor yang baru 2 tahun dipakai sudah mesti ganti sok,” jelas Guntur, mekanik Ramaya Motor, bengkel Honda di wilayah Meruya, Jakarta Barat.

Menurut Guntur, cepat tidaknya sebuah suspensi diganti tergantung dari cara pemakaian dan jalur yang sering dilewati. “Dua hal inilah yang sangat mempengaruhi. Kalau cara bawanya tidak apik, ada lubang disikat, polisi tidur dihajar, pasti bakal cepat rusak,” jelasnya. Selain itu, kondisi jalur yang dilewati, misalnya, banyak lubang dan jalan keriting akan mempercepat keausan suspensi.

Memi Dimyati, mekanik Suzuki Meril yang berada di Teluk Gong, Jakarta Barat mengungkapkan ada beberapa indikasi kalau suspensi rusak. Pertama, tendangan balik (rebound) lembut, goncangan jadi lebih kencang dan, “Kalau berbelok goyang,” cetusnya.

Secara fisik mengetahui suspensi sudah rudak memang agak sulit. “Karena sebagian besar fungsi komponen terletak di dalam tabung sok,” tambah Guntur. Namun demikian, ia memberikan sedikit penjelasan, bahwa dengan memperhatikan cairan di sekitar batang sok sudah bisa menjadi indikasi bahwa suspensi bermasalah. “MIsalnya di batang sok ada oli. Ada kemungkinan sil soknya sudah aus atau as soknya yang sudah baret,” ungkap Guntur.

Kalau mendapati kejadian seperti harus secepatnya diantisipasi. “Untuk sok depan bisa direpair atau perbaiki per part. Jangan terlalu lama menunggu untuk diperbaiki. Karena akan merusak bagian bagian lainnya,” tambah Memi. Untuk suspensi belakang menurut Memi dan Guntur kalau sudah rusak sebaiknya tidak diperbaiki. Karena, usia pakai setelah perbaikan sangat pendek. “Susah diperbaiki, harus ganti satu set,” jelasnya.

Sedangkan untuk suspensi depan, bisa diperbaiki part-partnya saja. Seperti sil, as sok sampai ke tabung sok. Berikut ini daftar harga komponen-komponen yang terdapat di suspensi.  (motorplus-online.com)

Suzuki SpinSil sok : Rp 20.000
Per sok : Rp 20.000
Tabung sok : Rp 260.000
As sok : Rp 120.000
Minyak sok : Rp 10.000
Pipa suling : Rp 25.000
Sok belakang : Rp 175.000
Sok depan : Rp 310.000

Suzuki Skydrive
Sil sok : Rp 20.000
Per sok : Rp 25.000
Tabung sok : Rp 300.000
As sok : Rp 130.000
Minyak sok : Rp 10.000
Pipa suling : Rp 25.000
Sok belakang : Rp 210.000
Sok depan : Rp 330.000

Suzuki Skywave
Sil sok : Rp 20.000
Per sok : Rp 25.000
Tabung sok : Rp 380.000
As sok : Rp 210.000
Minyak sok : Rp 10.000
Pipa suling : Rp 35.000
Sok belakang : Rp 350.000
Sok depan : Rp 330.000

Suzuki Hayate
Sil sok : Rp 20.000
Per sok : Rp 30.000
Tabung sok : Rp 340.000
As sok : Rp 210.000
Minyak sok : Rp 10.000
Pipa suling : Rp 35.000
Sok belakang : Rp 190.000
Sok depan : Rp 350.000

Honda Beat
Sil sok : Rp 29.000
Per sok : Rp 15.000
Tabung sok : Rp 125.000
As sok : Rp 102.000
Minyak sok : Rp 20.000
Pipa suling : Rp 28.000
Sok belakang : Rp 180.000
Sok depan : Rp 257.000

Honda Vario
Sil sok : Rp 29.000
Per sok : Rp 16.000
Tabung sok : Rp 127.000
As sok : Rp 105.000
Minyak sok : Rp 20.000
Pipa suling : Rp 28.000
Sok belakang : Rp 180.000
Sok depan : Rp 257.000

Honda Scoopy
Sil sok : Rp 29.000
Per sok : Rp 16.000
Tabung sok : Rp 128.000
As sok : Rp 105.000
Minyak sok : Rp 20.000
Pipa suling : Rp 28.000
Sok belakang : Rp 185.000
Sok depan : Rp 260.000

Honda Spacy Helm-In
Sil sok : Rp 29.000
Per sok : Rp 16.000
Tabung sok : Rp 128.000
As sok : Rp 105.000
Minyak sok : Rp 20.000
Pipa suling : Rp 28.000
Sok belakang : Rp 185.000
Sok depan : Rp 260.000

Yamaha Mio Soul
Sil sok : Rp 15.000
Per sok : Rp 11.000
Tabung sok : Rp 122.000
As sok : Rp 88.000
Minyak sok : Rp 20.000
Pipa suling : Rp 50.000
Sok belakang : Rp 151.000
Sok depan (full set) : Rp 707.000

Yamaha Xeon
Sil sok : Rp 15.000
Per sok : Rp 13.000
Tabung sok : Rp 122.000
As sok : Rp 99.000
Minyak sok : Rp 20.000
Pipa suling : Rp 28.000
Sok belakang : Rp 176.000
Sok depan (full set) : Rp 800.000

Seting System Combi Brake Honda Vario



Mau lebih pakem? Setel lewat connecting cable
Combi Brake System (CBS) di Honda Vario CBS Techno, termasuk teknologi baru di Indonesia. Prinsip kerjanya mudah. Saat tuas rem belakang ditarik, rem belakang dan depan berkeja secara bersamaan.

Namun walau sudah diseting pabrik, kadang pemilik Vario CBS merasa rem depan kurang pakem saat tuas rem belakang ditekan. Alhasil, connecting cable yang ada di dalam batok dan di bawah spidometer perlu disesuaikan.

“Cara setingnya mudah. Modalnya kunci obeng kembang, kunci pas 10 dan 12 serta sedikit kepekaan ketika menentukan apakah rem depan lebih pakem dari patokan awal,” papar Bagus Heru Prasetya, instruktur sekolah mekanik HMTC Surabaya, Jl. Jagir Wonokromo No. 100, Komp. Ruko Mangga Dua, Blok AA1/1, Surabaya.

Langkahnya, buka batok depan dulu agar terlihat rangkaian connecting cable di setang kanan persis di bawah master rem. Lanjut kendorkan mur setelan kabel connector, terus kencangkan bautnya sampai maksimal untuk menentukan jarak bebas sistem combi brake rem depan.

Dari jarak bebas tadi, putar baut penyetel pada arah berlawanan. “Semakin dikendorkan, makin pendek jarak mainnya, semakin pakem untuk rem depan,” lanjut Bagus yang bisa ditelepon di (031)8483380-81.

Untuk cari titik maksimal rem depan, caranya kendurkan baut sekalian rasakan putaran roda depan. Kalau putaran roda depan sudah terasa agak berat, berarti terjadi pengereman pada roda depan saat handle rem belakang ditekan. Saat itu akan diketahui seberapa maksimal penyetelan kabel konektornya. Setelah dapat, tahan baut setelan lalu kencangkan murnya.

Sistem CBS bisa lebih pakem tetapi waktu pengeremannya enggak bisa sama dengan rem belakang saat handle kiri ditekan. Karena bagian equalizer punya rasio berbeda sekitar 1,5 : 1. Atau saat handle ditarik, kabel rem belakang tertarik lebih dulu dibanding kabel connector ke master rem depan.     (motorplus-online.com)

Cuma Dibuat 1000 Unit Suomy Rilis Helm Terakhir Capirossi



Demi menghormati perjalanan karir balap Loris Capirossi selama 21 tahun, perusahaan helm Suomy yang menjadi sponsor rider berjuluk Capirex itu merilis edisi terbatas dengan motif helm Capirossi di balapan terakhirnya.

Grafis helm yang dirancang oleh Starline ini memang menarik. Sebab menceritakan perjalanan panjang balap Capirossi di balapan GP serta perayaan juara dunia 3 kali.

Termasuk lukisan motor-motor yang sempat dibesut pemilik nomor 65 ini, mulai dari GP 125, GP 250, GP 500 hingga kelas MotoGP.

Sementara bagian tengah cangkang terdapat grafis lurus dengan warna kuning, hijau, hitam, merah dan biru yang melambangkan warna tim tempat bernaung Capirex. Seperti warna hitam yang mewakili tim Pons Honda (GP 500), merah untuk Ducati dan biru untuk Suzuki.

Helm ini sendiri akan diproduksi secara terbatas sebanyak 1000 unit dengan tipe Suomy Apex. Dan pada bagian dalam helm akan tercantum nomor seri 0001 sampai 1000.

Rencananya pelindung kepala ini dijual untuk umum dengan harga 400 euro atau sekitar Rp 4,8 jutaan. (motorplus-online.com) 

Penyebab Harga Injeksi Honda Lebih Murah



Honda Spacy dan Supra X 125 Helm In berteknologi injeksi dijual hanya lebih mahal Rp 250 ribu saja. Jauh lebih terjangkau bila dibandingkan dengan versi terdahulu yang terpaut Rp 1 jutaan. Kenapa bisa lebih murah?

Ternyata injeksi bahan bakar PGM-Fi step 4 yang dipakai pada kedua motor ini adalah teknologi global yang dirancang khusus untuk sepeda motor berkapasitas mesin kecil. Dipakai di banyak negara tentunya menyebabkan biaya pengembangan dan produksinya jadi lebih ringan.

"Komponen yang digunakan juga jadi lebih ringkas," jelas Chief Engineer Dept 2 Tech Development Division 2 Motorcycle R&D Center, Honda R&D Co ltd.

Dua sensor pada perangkat injeksi yaitu MAP dan IAT diganti fungsinya digantikan dengan O2 Sensor dan sebuah sensor di kruk as. Bahkan kedepannya, bisa jadi injeksi Honda akan lebih murah. Kalau sekarang part injeksi banyak didatangkan dari Thailand, kedepannya akan dilokalkan di Indonesia.

"Tahun ini saja penjualan kami mencapai 4 juta unit. Pada 2013 kebutuhan injeksi Honda akan lebih dari 4 juta unit. Maka akan dilokalkan," jelas Yusuke Hori, Presiden Director PT Astra Honda Motor (AHM). Sesuai target Honda, pada tahun 2013 semua motornya sudah mengadopsi injeksi.

Selain itu, setting harga yang lebih terjangkau, sekaligus menjadi langkah Honda mendorong konsumen agar beralih ke teknologi injeksi PGM-Fi yang ramah lingkungan.

"Meski sedikit kami ingin ikut membirukan langit Indonesia," aku Hori. (motorplus-online.com)

Teknologi Mesin KTM Dipakai Spy Shoot Bajaj Pulsar Baru



Wuih..!! Sosok Bajaj Pulsar 2012 beredar di dunia maya. Kabarnya varian baru ini bakal mulai diperkenalkan akhir 2011, atau paling lambat di awal 2012.

Dari foto-foto yang diperoleh dari newbajajpulsar2012.blogspot.com, gambar ini diakui diperoleh di sebuah jalan di dekat pabrik Bajaj di Pune, India.

Suspensi belakangnya sudah monoshock dan kaki-kaki berpelek palang 10. Sedang desain bodinya sedikit berbeda. Bagian buntutnya memang mirip Pulsar 135LS dengan lampu LED, tapi tankinya kini punya sayap mirip Honda New Megapro.

Nah, yang paling mengagetkan adalah mesinnya. Terlihat tulisan KTM berwarna orange di cover mesin sebelah kanan. Bentuk mesinnya juga lebih mirip Duke 125. Jangan-jangan performa Pulsar baru ini juga disokong sang pabrikan Austria ini. Sesuai dengan bocoran di artikel sebelumnya.

Mantab! (motorplus-online.com) 

Semua Motor Honda Sudah Injeksi Akhir 2013

 


Deklarasi penerapan teknologi injeksi Honda sudah dilakukan hari ini (23/11). Sebagai awalan, PT Astra Honda Motor (AHM) meluncurkan Supra X 125 Helm In dan Spacy berteknologi injeksi.

"Kedepannya kami akan terus meluncurkan produk berteknologi injeksi," beber Yusuke Hori, President Director PT Astra Honda Motor (AHM).

"Dan harapannya pada tahun 2013 semua model Honda di Indonesia sudah berteknologi injeksi," sambung pria berkulit putih ini sambil menjelaskan kalau persiapan ini dilakukan lebih cepat sebelum standar emisi euro3 diberlakukan sekitar tahun 2013 mendatang.

"Sebelumnya, Honda telah fokus dalam pengembangan ramah lingkungan. Sejak 1997 sudah memutuskan untuk hanya memasarkan mesin 4 tak. Tahun 2005, teknologi injeksi diperkenalkan lewat Supra X 125," lanjut Johanes Loman, Vice Presiden Director PT AHM.

"Dan kini kita berkomitmen untuk lebih dulu memperkenalkan teknologi injeksi. Perlahan semua model yang kita jual akan menggunakan teknologi ini," terang Johanes Loman.

Siapkan Jaringan Bengkel

Selain memperkenalkan teknologinya, Honda juga secara perlahan menyiapkan segala fasilitas pendukung. "Prosesnya terus berjalan, saat ini sudah 6.000 mekanik yang mewakili semua AHASS sudah di-training," beber Auddie A. Wiranata, Marketing Director PT AHM.

"Selain itu distribusi tools dan part dan sosialisasi ke bengkel-bengkel umum juga sedang kami lakukan," tutup pria ramah ini. (motorplus-online.com) 

Lebih Futuristik Nih Tampang Yamaha Nouvo Terbaru!


Ups, foto-foto generasi terbaru Yamaha Nouvo bocor di dunia maya. Yamaha Nouvo terbaru ini digadang-gadang akan menjadi pengganti Nouvo Elegance yang sebelumnya dijual masal di Vietnam dan Thailand.

Sebuah media Vietnam membocorkan beberapa foto-fotonya. Motor yang masih dalam keadaan dibungkus peti ini nampak lebih futuristik di beberapa bagian.

Lampu utamanya bukan lagi model split di bodi depan, tapi satu berukuran besar di tengah. Malah bentuknya mirip moge Yamaha XJ6.
Garis-garis bodinya juga lebih tajam. Lampu belakang dibuat tipis dipadu sein yang menggelantung di bagian samping. Speedometernya paduan digital dan analog dibungkus cover bergaya robotic.


Sedang kaki-kakinya masih khas Nouvo yang pakai ring 16 inci dan kabarnya tetap mengusung mesin 135cc berteknologi injeksi bahan bakar.

Sayangnya di Indonesia Yamaha Nouvo hanya bertahan sampai generasi kedua atau versi Nouvo Z. Sedang generasi penerusnya, Nouvo Elegance tidak dijual masal di tanah air. Sedang yang ini? Sayang, belum ada kabar akan masuk Indonesia.
(motorplus-online.com)